Keterbatasan waktu yang dimiliki ma’had kampus di PTKIN membutuhkan strategi pengelolaan yang tepat, agar misi yang diemban dapat dicapai dengan hasil yang maksimal. Inilah yang menjadi pokok permasalahan hampir seluruh mahad kampus yang ada di PTKIN-PTKI saat ini. Maka dalam rangka menemukan strategi pengelolaan yang tepat sesuai dengan kondisi kampus yang ada, Ma’had Darul Hikmah IAIN Kediri menyelenggarakan workshop Penyusunan Kurikulum dan Tatakelola pada 23 dan 24 Juli 2019 bertempat di aula Ma’had, dengan narasumber Dr. KH Akhmad Muzakki, MA dan Ust. Muhammad Syauqillah, ME dari Ma’had Sunan Ampel al-Ali UIN Maliki Malang.
Hadir dalam acara ini yang sekaligus membuka workshop, Wakil Rektor 3 Dr. Wahidul Anam, M.Ag yang sebelumnya menemani pemateri bersilaturrahmi ke rektor IAIN Kediri. Dalam sambutan pengarahannya, Wakil Rektor 3 mengapresiasi upaya yang dilakukan Ma’had al-Jami’ah IAIN Kediri dalam rangka meningkatkan layanan penyelenggaraan kegiatan keagamaan bernuansa pesantren di tengah kesibukan kegiatan-kegiatan akademik kampus. Lebih jauh ditekankan perlunya penegasan distingsi mahad untuk menguatkan lulusannya agar memiliki keunggulan signifikan dibandingkan mahasiswa non ma’had. Untuk itu perlu dirintis revitalisasi kelembagaan mahad melalui reformulasi organisasi sehingga menghasilkan manajemen tatakelola mahad yang unggul dan berdaya saing. Langkah ini tentu harus didukung dengan menyiapkan argumentasi-argumentasi khusus agar penguatan kelembagaan menjadi lebih mudah terwujud.
Di sisi lain, Mudir Ma’had Darul Hikmah IAIN Kediri Ust Umar Faruq, M.Fil I sangat berharap agar workshop dapat menjadi starting point dalam menata administrasi kelembagaan dan pembelajaran di ma’had melalui penyusunan dokumen akademik dan standard operating procedure sesuai dengan keadaan dan potensi yang tersedia. Apalagi keberadaan ma’had membawa amanah yang tidak ringan, menjaga nilai dan tradisi di tengah derasnya arus informasi teknologi maupun teologi. Workshop ini diikuti oleh pengelola ma’had Darul Hikmah IAIN Kediri yang terdiri pimpinan, pengurus, dan musyrifah (pembina santri) sebanyak 20 orang. Selama workshop peserta akan berkonsentrasi kepada evaluasi struktur organisasi pengelola, kurikulum pembelajaran, dan perencanaan kegiatan-kegiatan santri. Serta merumuskan kepada hal-hal yang mengarah kepada penguatan kelembagaan melalui penemuan distingsi ma’had yang nyata, efektif dan berdaya saing. (shol)