The Blog

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri mengadakan Ekspose Kuliah Kerja Nyata (KKN) di gedung fakultas syariah lantai dua IAIN Kediri pada Selasa-Kamis (27-29/08). Kegiatan ini khusus bagi mahasiswa KKN berbasis Participatory Action Research (PAR).


“Selama ini KKN belum pernah diadakan ekspose, tujuannya (ekspose KKN) untuk mendeteksi kegiatan selama KKN. Dari ekspose ini diharapkan ada temuan-temuan yang akan kita tindak lanjuti untuk periode KKN yang akan datang,” kata Munif Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat LPPM IAIN Kediri, saat ditanya di gedung syariah Selasa (27/08). Dia juga menambahkan, untuk KKN tematik yang dilaksanakan di Trenggalek sudah diadakan ekspose dua minggu yang lalu di kecamatan masing-masing yaitu, Kecamatan Dongko dan Kecamatan Pule.

Dalam ekspose ini, mahasiswa peserta KKN, mempresentasikan video yang mereka buat. Video tersebut menampilkan profil desa, program-program unggulan desa atau produk unggulan desa. Para perwakilan kelompok bergantian menyampaikan hasil KKN. Terdapat 80 kelompok yang melaksanakan ekpose KKN. Sesuai jadwal, ekspose KKN untuk hari Selasa (27/08) kelompok 1 s/d 27. Hari Rabu (28/08) kelompok 28 s/d 54. Terakhir hari Kamis (29/08) kelompok 55 s/d 80.

Ekspose KKN dimaksudkan untuk mendorong para mahasiswa KKN agar cepat dalam menyelesaikan laporan KKN. “KKN sebenarnya untuk mencari sumber data, sehingga selesai KKN data tersebut dapat digunakan oleh masyarakat setempat untuk membuat program di wilayahnya,” jelas Ropingi, Kepala Pusat Penelitian LPPM IAIN Kediri di Laboratorium KAKA Media Selasa (27/08).

Dengan data tersebut harapannya mampu memberikan manfaat kepada masyarakat yang berada di lokasi KKN. Laporan KKN memuat potensi, problematika, dan program-program yang dibuat oleh peserta KKN. “Dengan adanya data, KKN tahun depan dapat melanjutkan program-program yang sudah ada. Sehingga tidak jalan di tempat dan KKN bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, karena programnya berkelanjutan,” kata Kepala Pusat Penelitian LPPM IAIN Kediri ini.

Bagi LPPM ekpose KKN digunakan untuk membaca capaian mahasiswa peserta KKN, untuk selanjutnya digunakan sebagai target dan acuan program KKN tahun berikutnya. “KKN tidak boleh sekedar menjadi rutinitas, dan programnya harus relevan dengan kondisi masyarakat saat ini,” tambah Kepala Pusat Penelitian LPPM IAIN Kediri.

Program berkelanjutan, skema KKN yang jelas, dan komitmen LPPM akan menjadi faktor penentu suksesnya KKN yang diselenggarakan oleh IAIN Kediri.

Peserta KKN IAIN Kediri tahun ini dibagi di beberapa wilayah, di Kabupaten Nganjuk sebanyak 556 mahasiswa, dibagi untuk Kecamatan Ngetos 171 mahasiswa, Kecamatan Sawahan 169 mahasiswa, Kecamatan Wilangan 108 mahasiswa, Kecamatan Ngluyu 108 mahasiswa. Untuk Kabupaten Jombang 525 mahasiswa dibagi untuk Kecamatan Kabuh 289 mahasiswa dan Kecamatan Plandaan 236 mahasiswa. Kabupaten Blitar ada 378 mahasiswa dibagi untuk wilayah Kecamatan Panggungrejo 180 mahasiswa dan Kecamatan Bakung 198 mahasiswa. Untuk Kabupaten Trenggalek 120 mahasiswa. Total seluruh mahasiswa yang mengikuti kegiatan KKN pada tahun 2019 adalah 1.579 mahasiswa. (as)