The Blog

IAIN Kediri – Upayakan alternatif anggaran, bukan hanya dari rupiah murni dan SBSN (Surat Berharga Syariah Negara), tapi juga Pinjaman Luar Negeri (PLN). Alternatif anggaran tersebut gunakan untuk membiayai sektor khusus. Misalnya, pengembangan prodi atau fakultas tertentu.

Demikian masukan yang disampaikan oleh Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kementerian Agama, Ali Rokhmad, yang ditemui seusai kegiatan Strategi Perencanaan PTKIN IAIN Kediri di aula rektorat Rabu (15/01/2020) untuk pengembangan IAIN Kediri ke depan.

“Kalau ada tempat atau sarana yang bisa dijadikan usaha itu ada namanya, penggunaan biaya dengan BUMN (Badan Usaha Milik Negara),” jelas Ali Rohkmad.

Di Era Revolusi Industri 4.0 perencanaan anggaran menurut Ali Rokhmad, harus didukung oleh data yang tepat, informasi akurat, dan dapat dipertanggung jawabkan. Hal-hal tersebut, menurut Ali Rohkmad sering kali menjadi kelemahan di Kementerian Agama di pusat maupun daerah.

Padahal, masih menurut Ali Rokhmad untuk dapat meyakinkan semua pihak dan memperoleh anggaran dari berbagai sumber harus didukung dengan data-data yang tepat. Oleh karena itu, Ali mengharapkan satuan kerja di Kementerian Agama pusat maupun daerah lebih memperhatikan ketepatan data dan informasi.

“Informasi yang menjadi dasar di dalam penyusunan perencanaan ini kita agak lemah,” ungkap Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kementerian Agama Ali Rokhmad.

Sementara itu, Wakil Rektor II IAIN Kediri, Munifah, dalam presentasinya menyampaikan kendala yang dialami terkait penyerapan anggaran. Kendala tersebut meliputi, menumpuknya kegiatan akhir tahun, lambatnya persetujuan Dirjen Anggaran, pengurusan buka blokir dan revisi optimalisasi anggaran, serta adanya anggaran yang tidak dapat dicairkan. Untuk diketahui, persentase penyerapan RKAKL (Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian dan Lembaga) IAIN Kediri tahun 2019 sebesar 96,08%. (as)