Pesatnya kemajuan teknologi memang telah mengantikan sebagian peran manusia. Meskipun di era society 5.0 kemajuan teknologi tidak mungkin bisa mengantikan seluruh SDM (Sumber Daya Manusia).
Demikian disampaikan oleh Ketua Indonesian Diaspora Network (IDN), Qatar Ali Musthofa, di Aula Lantai Empat Perpustakaan IAIN Kediri saat menjadi narasumber dalam kegiatan Pengembangan Kompetensi Guru Madrasah Ibtidaiyah Menyongsong Era Society 5.0 Kamis (5/3).
“Sepinter-pinternya AI (Artificial Intelligence), itu adalah yang lebih pinter yang bikin programnya (manusia) tentu itu,” ujar Ali Musthofa.
Lebih lanjut Ali Musthofa menyampaikan kemungkinan tantangan dunia pendidikan ke depan adalah tentang adanya tenaga pengajar yang akan tergantikan oleh AI.
“Mungkin bisa suatu saat, mungkin yang mengajar misalnya komputer. Langsung ada slide dan sebagainya, sebagainya. Tetapi akan sangat mekanikal,” ungkap Ali Musthofa.
Sebenarnya menurut, Ali Musthofa, dalam mengajar terdapat peran dan nilai yang tidak mungkin digantikan oleh AI. Dalam mengajar, menurut Ali, ada sentuhan-sentuhan yang sifatnya persuasif, utamanya dalam mengajar tentang etika.
Tantangan lain bagi tenaga pengajar saat ini menurut Ali Musthofa adalah bagaimana membuat anak didik menjadi betah dan senang di sekolah. Selain itu Ali menambahkan, perkembangan informasi juga menuntut pengajar berfikir out of the box dan terbuka dalam membaca peluang.
“Jadi kalau kita mau membuat Ibtidaiyah Internasional. Coba kita berfikir agak jauh, out of the box. Kita membuat Madrasah Ibtidaiyah Internasional Indonesia,” tambah Ali Musthofa.
Narasumber lain Ketua Perkumpulan Dosen PGMI Indonesia Fauzan dari UIN Jakarta mengatakan, tantangan guru saat ini adalah kesiapan berinteraksi dengan multi budaya. Oleh sebab itu menurut Fauzan sebagai seorang guru harus cakap dan siap dengan berbagai macam bahasa serta kecangihan perkembangan teknologi.
Fauzan menambahkan dalam praktek pengajaran di dalam kelas terdapat masalah linearitas keilmuan.
“Sebagai contoh misalkan, untuk konteks alumni PGMI atau MI secara kelembagaan ini kan masih banyak alumni yang mungkin dia mengajar bukan pada bidang guru kelas ataupun sebaliknya, ada banyak guru kelas yang notabene itu bukan berasal dari alumni PGMI atau PGSD,” ungkap Fauzan di depan puluhan peserta dan pejabat di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Kediri yang hadir. (red. humas/as)