VERSI INDONESIA
IAIN Kediri Newsroom – Rektor IAIN Kediri, Nur Chamid, secara resmi melepas 2528 peserta Kuliah Kerja Nyata dari Rumah (KKN-DR) secara daring pada Senin (05/07/2021) pagi. Pelepasan Peserta KKN-DR ini disiarkan secara langsung melalui Zoom Meeting dan akun YouTube Official IAIN Kediri serta turut dihadiri oleh Wakil Rektor I, Ketua LPPM, 120 dosen pembimbing lapangan, dan 2528 mahasiswa yang merupakan peserta KKN-DR Tahun 2021.
KKN-DR ini dilaksanakan selama empat puluh lima hari, terhitung mulai tanggal 5 Juli 2021 hingga 18 Agustus 2021. Para peserta dibagi dalam kelompok dan akan dibimbing oleh 120 dosen pembimbing lapangan (DPL). Ketua LPPM IAIN Kediri, Muhammad Yasin, menuturkan bahwa pada tahun ini IAIN Kediri juga mengadakan KKN Kolaborasi Nusantara yang dilaksanakan di dua wilayah. Terdapat sembilan mahasiswa yang melaksanakan KKN di Kendari dan tujuh mahasiswa yang melaksanakan pengabdian di Manado. Selebihnya, mahasiswa melaksanakan KKN di tempat tinggal mahasiswa masing-masing, baik di rumah, pondok pesantren, ataupun di kos.
“Karakteristik pola ini tentu sesuai dengan keadaan sekarang di mana ada upaya pembatasan interaksi sosial. Tetapi kaitannya dengan kreativitas dan produktivitas keilmuan, kita tidak boleh stagnan apalagi ‘mandheg’. Maka berbagai upaya dari kampus dilakukan untuk terus menginisiasi kegiatan-kegiatan,” ujar Muhammad Yasin. “Di satu sisi kita juga komitmen terhadap protokol kesehatan tapi di satu sisi kita juga tergerak untuk mengasah kompetensi keilmuan mahasiswa kita,” lanjutnya.
Ahmad Subakir selaku Wakil Rektor I menyatakan bahwa KKN ini adalah implementasi skill dari keilmuan yang telah diterima dan digeluti oleh mahasiswa selama di bangku kuliah. “KKN tidak hanya sebagai tolak ukur seberapa jauh ilmu yang dimiliki mahasiswa selama lima atau enam semester, tetapi juga praktik bahwa mahasiswa siap berkecimpung di tengah msyarakat, bahwa ilmu yang didapatkan di PTKI mengharuskan mahasiswa untuk berani berkiprah di masyarakat,” jelasnya.
Ahmad Subakir juga berharap bahwa meskipun terbatas oleh situasi, mahasiswa dapat berkreasi dengan menggunakan teknologi dalam KKN-DR ini. Dengan demikian, hasil dari KKN-DR tidak hanya dapat dinikmati di satu wilayah tetapi juga satu negara secara lebih luas.
Rektor IAIN Kediri, Nur Chamid, dalam sambutannya memotivasi para mahasiswa untuk tetap bersemangat dalam menjalani KKN-DR. “Mari kita tingkatkan semangat jihad kita, karena kita berada di masa pandemi yang sulit ini, kita berharap anugerah Allah supaya langkah-langkah kita terukur dan sukses. Saya juga menyemangati KKN Nusantara yang di Kendari dan Manado,” ungkap Nur Chamid.
Nur Chamid juga mengingatkan para mahasiswa bahwa untuk mencapai titik sasar yang sama. Titik sasar yang pertama adalah pengabdian untuk diri sendiri. Yang kedua adalah untuk masyarakat, bahwa masyarakat menunggu hasil konkrit atas apa yang dilakukan oleh mahasiswa. Yang ketiga, untuk lembaga sebagai jembatan untuk dapat berkiprah, semakin maju, dan semakin membanggakan.
Sumber: Humas IAIN Kediri
Penulis: Zuhrufi Latifah
Editor: Ropingi el Ishaq
VERSI INGGRIS
State Islamic Institute of Kediri Newsroom – The rector of The State Islamic Institute of Kediri, Nur Chamid, officially bid farewell to 2528 participants of Internship from Home (Kuliah Kerja Nyata dari Rumah hence KKN-DR) virtually on Monday (05/07/2021) morning. The farewell was live streamed on Zoom Meeting and the official YouTube account of the State Islamic Institute of Kediri. The event was also attended by Vice Rector I, The Head of LPPM, 120 field supervisors, and 2528 students who participated in KKN-DR Year 2021.
KKN-DR would be held for forty-five days, started from 5 July 2021 to 18 August 2021. The students were divided in groups and would be supervised by 120 lecturers. The Head of LPPM of the State Islamic Institute of Kediri, Muhammad Yasin, stated that this year The State Islamic Institute of Kediri also held KKN Kolaborasi Nusantara that was held in two areas. There were nine students that did the internship in Kendari and seven students that joined internship in Manado. The others did the internship in their own residencies, either in their home, pondok pesantren (Islamic boarding schools), or boarding house.
“This characteristic pattern is surely appropriate with the current condition in which there was a limitation of social interaction. However, in terms of knowledge creativity and productivity, we could not be stagnant nor stop. Therefore, various efforts from the institution were done to keep initiating activities,” said Muhammad Yasin. “On the other hand, we also committed to the health protocol and we keep going to enhance the competency of our students’ knowledge,” added him.
Ahmad Subakir as the Vice Rector I stated that this internship was skill implementation of knowledge that was gained by the students while they were in college. “Internship is not merely a benchmark of the students’ knowledge that was gained within five to six semesters, but as a practice that the students are ready to take a role in society, that the knowledge gained in Islamic universities requires the students to be brave in taking action in society,” explained him.
Ahmad Subakir also hoped that even though limited by the condition, the students could be creative in using technology during KKN-DR. Consequently, the results of KKN-DR would not only be beneficial for one area only, but also the whole country.
The Rector of The State Islamic Institute of Kediri, Nur Chamid, in his speech motivated the students to keep enthusiastic in doing KKN-DR. “Let’s enhance our spirit to jihad, because we are on this difficult pandemic situation, we hope that Allah will grant and bless our every steps so we could achieve success. I also motivate the students who joined KKN Nusantara in Kendari and Manado as well,” expressed Nur Chamid.
Nur Chamid also reminded the students to gain the target points. The first target was dedication for self. The second was for the society, that they were waiting for the concrete results of what the students had done. The third, for the institution as a way to take part, to make progress for the institution, and to make the institution proud.
Source: Public Relations of the State Islamic Institute of Kediri
Writer and Translator: Zuhrufi Latifah
Editor: Ropingi el-Ishaq