The Blog

IAIN Kediri Newsroom — Rektor IAIN Kediri, Wahidul Anam, mengukuhkan sebanyak 750 wisudawan pada Sabtu (03/09/2022). Terlaksana di Insumo Kediri Convention Center, pelaksanaan wisuda gelombang kedua tahun 2022 ini berlangsung lancar dan khidmat.

Dari keseluruhan wisudawan yang dikukuhkan hari ini, sebanyak 442 mahasiswa atau setara 58.39% dari total keseluruhan mahasiswa mendapatkan predikat cumlaude. Hal ini disampaikan oleh Wakil Rektor I, Ahmad Subakir, pada laporan akademik wisuda gelombang 2 tahun 2022.

Sementara itu, Rektor IAIN Kediri, Wahidul Anam, mengucapkan selamat atas keberhasilan para wisudawan dalam menyelesaikan studi di IAIN Kediri pada wisuda kali ini.

“Kami berharap ilmu yang Saudara dapat menjadi modal bagi Saudara-Saudara di dalam kehidupan Saudara setelah lulus dari sini,” tutur Wahidul Anam.

“Wisuda adalah momentum dan peristiwa penting untuk menandai batas antara tahapan belajar di kampus dan tahapan kehidupan pengamalan ilmu di masyarakat, dunia kerja, dunia profesi, dan dunia karir yang akan Anda jalani di masa yang akan datang,” tambahnya.

Wahidul Anam berharap bahwa kelulusan para wisudawan IAIN Kediri dapat mengantar para wisudawan untuk melanjutkan karir dan pendidikan yang lebih tinggi. Harapnya, para mahasiswa dari program S1 dan S2 dapat melanjutkan jenjang pendidikan di Pascasarjana IAIN Kediri.

Sebagai apresiasi, para wisudawan peraih IPK tertinggi dan penulis skripsi serta tesis terbaik dari masing-masing program studi mendapatkan sertifikat dan vandel. Penghargaan tersebut disampaikan secara langsung oleh Rektor IAIN Kediri dengan pengalungan selempang dan penyerahan sertifikat didampingi para dekan dan direktur pascasarjana.

Wisuda kali ini juga mengundang Abdurrahman Mas’ud sebagai narasumber pada sesi orasi ilmiah wisuda. Guru Besar UIN Walisongo Semarang ini mengingatkan kepada para wisudawan serta hadirin terkait salah satu ajaran utama dalam Islam yang berkaitan dengan pendidikan, yakni iqra’ dan uswatun khasanah atau role model.

“Akar utama masalah pembelajaran dunia Islam adalah abainya umat terhadap perintah iqra’. Pusat intelektualisme sudah lama pindah dari dunia Islam karena budaya ini tidak dinomorsatukan lagi oleh umat meski merupakan perintah pertama Pencipta jagat akhirat,” jelasnya.

Untuk itulah, diperlukan fungsi tenaga pendidik sebagai role model atau uswatun khasanah bagi para peserta didik.

“Pendidik yang berhasil adalah tokoh panutan yang bisa melahirkan peserta didik yang cinta baca, membudayakan iqra’, dan belajar mandiri serta semangat meneliti,” tambah profesor peraih beasiswa Fulbright Amerika Serikat ini.

Sejauh ini, IAIN Kediri telah meluluskan sebanyak 9368 mahasiswa program sarjana (S1). Sementara pada program magister (S2) Pascasarjana, tercatat sebanyak 649 mahasiswa dinyatakan lulus dari IAIN Kediri per hari ini.

Sumber: Humas IAIN Kediri
Penulis: Zuhrufi Latifah
Editor: Ropingi el-Ishaq