The Blog

IAIN Kediri Newsroom – Tim Peneliti IAIN Kediri memaparkan hasil sementara survei tentang Kerukunan Umat Beragama Masyarakat Kota Kediri di Kantor Bappeda Kota Kediri, Jl. Jend. Basuki Rahmat no 15 Kecamatan Kota Telp. 682955, pagi tadi (28/10).

Di hadapan audien yang berasal berbagai satuan kerja di dalam pemerintahan Kota Kediri, perwakilan perguruan tinggi, dan forum komunikasi antar umat beragama, Tim peneliti memaparkan hasil survei yang telah dilakukan di tahun 2022 ini. Tercatat dalam daftar undangan pada acara pemaparan hasil survei kerukunan umat beragama adalah Bagian Kesejahteraan Masyarakat, Bagian Pemerintahan, Dinas Pendidikan, Kesbangpol, Satpol PP, Kemenag, Camat Mojoroto, Camat Pesantren, Camat Kota dan Anggota FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama). Turut hadir pula sebagai Tim Peneliti Ketua LPPM IAIN Kediri, Taufiq Alamin, dan Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat IAIN Kediri, Achmad Munif.

Dalam paparannya, Ketua Tim Peneliti, Ropingi, menyampaikan bahwa hasil survei Kerukunan Umat Beragama pada tahun ini mengalami kenaikan. Indek kerukunan umat beragama pada tahun 2021 lalu tercatat pada angka 3,97. Angka ini telah mengalami kenaikan dari survei sebelumnya (2019) yang mencatat angka 3,91. Pada tahun 2022 ini indek kerukunan umat beragama di Kota Kediri berada di angka 4,47. Artinya ada kenaikan 0,5.

“Survei pada tahun ini mengukur tingkat kerukunan umat beragama di Kota Kediri dengan menggunakan lima variable sebagai indikatornya, yakni sikap keagamaan, toleransi, kesetaraan, kerjasama, dan kebijakan pemerintah,” kata Ketua Tim Peneliti dalam paparannya di hadapan audience.

“Peningkatan kerukunan umat beragama ini tak lepas dari peran para tokoh agama, tokoh masyarakat, serta pemerintah kota Kediri selama ini. Melalui FKUB para tokoh agama seringkali berkumpul dan berkomunikasi dengan baik sehingga tercipta keharmonisan di antara umat beragama. Melalui FKUB, para tokoh agama dapat merumuskan dan menyelesaikan permasalahan sosial yang berkaitan dengan agama yang terjadi di tengah masyarakat. Sehingga tidak sampai terjadi konflik antar umat beragama,” imbuhnya.

Turut hadir pula dalam paparan tadi hasil survei, perwakilan dari Bimbingan Agama Islam (Bimas Islam) Kementerian Agama Kota Kediri, Shelby Agi Riskiy. Shelby mengatakan bahwa berkaitan dengan kerukunan umat beragama Kementerian Agama Kota Kediri sedang melakukan penguatan dengan nama moderasi beragama. “Insya Allah pada tahun 2023 nanti program-program untuk penguatan kerukunan umat beragama sudah akan berjalan,” ungkapnya di saat sesi tanya jawab dengan Tim Peneliti.

Sementara itu, Prajitno Sutikno dari FKUB menyatakan “terjadinya konflik antar umat beragama itu biasanya terjadi berkaitan dengan pendirian tempat ibadah, dan lebih disebabkan oleh ketidakpahaman dan ketidaktahuan terhadap aturan perundang-undangan yang berlaku”.
Di akhir sesi tanya jawab, Taufiq Alamin yang juga sebagai anggota Tim Peneliti menambahkan, “kerukunan umat beragama di kota Kediri mengalami peningkatan yang luar biasa. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus mengawal kerukunan umat beragama ini dengan mengeluarkan kebijakan yang dapat menjamin keberlangsungan kerukunan umat beragama.”

Sumber: Humas IAIN Kediri
Penulis: Ropingi el-Ishaq
Editor: –