IAIN Kediri Newsroom – Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Kediri menyelenggarakan agenda khusus seminar nasional bertajuk “Resiliensi Ilmu-Ilmu Keislaman” pada Selasa (29/11/2022) di Auditorium Perpustakaan Lantai IV IAIN Kediri. Giat ini menarik perhatian bagi sivitas akademika dari dalam maupun luar IAIN Kediri karena juga merupakan agenda spesial menjelang tujuh puluh tahun usia guru besar kenamaan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Kediri, Prof. Fauzan Saleh, Ph.D.
Seminar ini begitu menarik karena dihadiri oleh tiga narasumber kawakan yang merupakan kerabat Prof. Fauzan Saleh semasa menuntut ilmu di McGill University, Kanada, yakni Prof. Andi Faisal Bakti (Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Prof. Masdar Hilmy (Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya), dan Jarot Wahyudi (Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta). Beberapa kali sebelum menyampaikan materi, ‘geng Montreal’ ini bercerita sembari bernostalgia kenangan mereka dengan Prof. Fauzan pada saat merantau di Montreal, Kanada. Menurut Prof. Masdar Hilmy sendiri, Prof. Fauzan Saleh adalah sosok yang mengayomi para juniornya yang juga sama-sama berjuang meraih gelar lanjutan kala itu.
Selain ketiga narasumber tersebut, seminar pada sesi kedua turut dihadiri oleh tiga alumni IAIN Kediri yang kini berkiprah di bidang pendidikan dan juga merupakan gemblengan Prof. Fauzan Saleh semasa berkuliah di IAIN Kediri. Ketiga alumni tersebut yaitu Muhammad Ridho (Dosen UIN SATU), Irmawan Jauhari (Dosen IAI Tribakti Kediri), dan Mubadi Sulaiman. Mereka turut berbagi cerita dan kenangan selama belajar di IAIN Kediri bersama dengan Prof. Fauzan Saleh.
Prof. Fauzan Saleh sendiri telah mengabdi selama 35 tahun di IAIN Kediri. Beliau merupakan guru besar pertama di IAIN Kediri. Pribadi, dedikasi, dan ilmu yang beliau bagikan semenjak tahun 1987 banyak membekas di benak sivitas akademika IAIN Kediri. Bagi Rektor IAIN Kediri, Wahidul Anam, Prof. Fauzan Saleh adalah sosok yang bijaksana dan rendah hati.
“Salah satu pesan yang Prof. Fauzan sampaikan dan tidak terlupakan adalah saat saya mengikuti ujian wawancara di sini,” kenang Wahidul Anam. Ia menirukan, “Wahidul Anam, kalau kamu suatu saat jadi dosen IAIN Kediri, harus menjadi bagian dari solusi, jangan menjadi problem.”
“Tepat hari ini, 35 tahun 8 bulan 29 hari beliau mengabdi. Saya berharap betul kepada para mahasiswa-mahasiswi, dosen IAIN Kediri untuk meneladani beliau, meneladani ketekunannya dalam mengabdi serta konsistensinya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan hingga purnabakti terhadap pengembangan IAIN Kediri,” pungkas Wahidul Anam.
Sumber: Humas IAIN Kediri
Penulis: Zuhrufi Latifah
Editor: Ropingi el-Ishaq