The Blog

IAIN Kediri Newsroom – Dewi Trisna Wati, wisudawan IAIN Kediri yang dikukuhkan pada wisuda gelombang ketiga tahun 2022 pada Sabtu (03/12/2022) merupakan peraih predikat skripsi terbaik se-Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Predikat tersebut ia raih pada The 2nd Biannual Conference on Research Results (BCRR) 2022 kategori penelitian dalam penyelesaian studi S1 yang diselenggarakan pada 26 November di IAIN Sultan Amai Gorontalo.

Skripsinya yang berjudul ‘Pengembangan Buku Sejarah Kebudayaan Islam Berbasis Higher Order Thinking Skills Sumber Belajar Mandiri di Kelas VIII Semester Genap MTs Negeri 1 Kota Kediri’ ditetapkan sebagai skripsi terbaik I rumpun ilmu integrasi ilmu oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI pada kegiatan dua tahunan BCRR. Untuk meraih prestasi ini, Dewi harus melalui beberapa tahap yakni proses seleksi, wawancara daring, dan presentasi final yang diselenggarakan di IAIN Sultan Amai Gorontalo.

“Saya memilih judul tersebut karena dirasa penting dan segera dibutuhkan. Sebab, objek yang saya teliti belum ada buku yang membantu siswa untuk berpikir kreatif, Higher Order Thinking Skills (HOTS), dan berdasarkan hasil observasi, dokumentasi, dan sebagainya dijumpai bahwa siswa merasa jenuh atas pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang dinilai monoton,” jawab wisudawan program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) ini saat ditanyai mengenai penelitian skripsinya.

Hasil akhir skripsi Dewi berupa buku ajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS). Bersaing dengan banyak mahasiswa PTKIN lainnya, produk pengembangan bukunya akhirnya terpilih sebagai skripsi terbaik I rumpun ilmu integrasi keilmuan.

Tak hanya prestasi tersebut, wisudawan terbaik dengan IPK tertinggi 3.85 asal Panggul, Trenggalek ini ternyata juga menyimpan sederet prestasi di bidang kepenulisan. Ia beberapa kali memenangkan kompetisi di bidang karya tulis ilmiah tingkat nasional serta menjuarai berbagai kompetisi kepenulisan essay, cerpen, dan puisi.

Tak hanya aktif berprestasi di bidang akademik, Dewi juga mengasah skill non-akademiknya dengan bergabung dalam beberapa organisasi dalam kampus. Di luar kampus, ia mengisi kegiatannya dengan mengajar di lembaga pendidikan dan membantu kakaknya berjualan. Ia berharap pekerjaan yang dilakukannya ini dapat mendukung cita-citanya untuk mengembangkan bisnis dan mendirikan lembaga pendidikan.

“Survival of The Fittest. Kita harus mampu beradaptasi dengan lingkungan,” ucapnya saat dimintai keterangan. “Tetap adaptif di dunia yang kian kompetitif. Komposisi penting yang tidak boleh ditinggalkan oleh kita: bagaimana hubungan kita dengan Tuhan, bagaimana hubungan kita dengan lingkungan, dan bagaimana hubungan kita dengan sosial,” ungkapnya di akhir wawancara.

Sumber: Humas IAIN Kediri
Penulis: Zuhrufi Latifah
Editor: Ropingi el-Ishaq