The Blog

IAIN KEDIRI Newsroom – Sivitas Akademik IAIN Kediri tak mau ketinggalan dalam acara yang digelar oleh Direktur Jenderal Pendidian Islam Kementerian Agama di UIN Sunan Ampel Surabaya kali ini. Dalam momen bergengsi tahunan yang diselenggarakan mulai Selasa sampai Kamis (02-04/05/2023) dengan tema “Recontextualizing Fiqh for Equal Humanity and Sustainable Peace”, IAIN Kediri mengirimkan banyak utusan untuk mengikutinya.

Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani, acara yang digelar ini tak lain dimasudkan untuk menjadi wahana pertukaran ide dan gagasan terkait ikhtiar menjawab tantangan global, sehingga meningkatkan daya saing perguruan tinggi. Dalam sambutannya Ramdhani menyampaikan harapannya agar konferensi ini menjadi forum yang mempertemukan para pemimpin, akademisi, dan peneliti untuk membahas berbagai masalah yang ada berdasarkan hasil-hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.

Acara ini dibuka langsung oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas. Dalam sambutannya, Menteri Agama menyampaikan bahwa “Menurut Prof Inung dalam tema ini ada tiga hal. yang pertama rekontekstualisasi fiqh, kemudian kesetaraan kemanusiaan, dan perdamaian yang berkelanjutan.” Lebih lanjut Menteri Agama menambahkan bahwa problem toleransi bukan hanya dominasi di Islam, sehingga tokoh-tokoh nonmuslim perlu dilibatkan dalam gelaran AICIS. “karena sebenarnya di semua agama menyimpan problem yang sama, oleh karena itu rekontekstualisasi hukum agama (fiqh) ini mutlak diperlukan di agama-agama yang lain juga”, imbuhnya.

Sebelum dibuka oleh Menteri Agama, Gubernur Jawa Timur, Khafifah Indar Parawansa, memberikan sambutan pembuka. Jawa Timur yang tidak lepas dari sejarah kejayaan Majapahit adalah wilayah yang plural dalam hal agama dan budaya. “Permintaan dari Pak Menteri untuk menempatkan AICIS ke-22 tahun 2023 di Jawa Timur ini adalah hasil istikharah yang sangat tepat. Ini adalah Bumi Mojopahit Pak Menteri. Bumi Mojopahit inilah yang mengenalkan Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Oleh karena itu beragam budaya yang tadi muncul, saya rasa, tidak mudah dicari dari daerah lain.”

Para pimpinan perguruan tinggi keagamaan Islam se-Indonesia hadir dalam acara ini. Turut hadir Rektor IAIN Kediri, Wahidul Anam, Wakil Rektor I dan II, Direktur Pasca Sarjana, dan para dekan di lingkungan IAIN Kediri turut hadir dalam forum ini.

Selain mengirimkan dosen peneliti yang makalah hasil penelitiannya dipresentasikan, IAIN Kediri juga berpartisipasi dalam Pameran Pendidikan yang digelar untuk melengkapi dan memeriahkan seminar. Buku-buku karya dosen-dosen IAIN Kediri dipamerkan, aplikasi pencarian literatur (buku) untuk memfasiltasi ‘belanja ide’ yang disediakan oleh Perpustakaan, serta karya-karya Usaha Kecil Mikro (UKM) yang menjadi binaan kampus yang bermarkas di Jl. Sunan Ampel 07 Ngronggo Kota Kediri, Jawa Timur. Seolah menyambut pesan yang disampaikan oleh Menteri Agama tentang toleransi, buku yang diterbitkan oleh IAIN Kediri berjudul “Menarasikan Islam, Pluralisme, dan Keberagaman di Indonesia” karya Prof. Fauzan Saleh, Ph.D, memantik minat dari para pengunjung pameran. Buku yang dibawa oleh Tim Humas IAIN Kediri ludes diminati oleh pengunjung.


Sumber : Humas IAIN Kediri
Penulis : Ropingi el Ishaq
Editor : –