The Blog

IAIN Kediri Newsroom — Rektor UIN KHAS Jember, Prof Hepni, memimpin langsung penutupan dan penarikan mahasiswa KKN Persemakmuran eks-IAIN Sunan Ampel, Senin (19/8/2024). Kegiatan ini dihadiri oleh LPPM IAIN Kediri, UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, IAIN Ponorogo, UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, IAIN Madura, UIN Mataram, dan UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda serta para perangkat desa sekecamatan Grujugan Kabupaten Bondowoso.

Dalam sambutannya, Prof Hepni menjelaskan bahwa indikator KKN yang baik adalah ketika mahasiswa datang, masyarakat tertawa dan ketika pulang, masyarakat menangis mengucurkan air mata. Filosofi KKN Persemakmuran ini menurut beliau, menggunakan filosofi bintang yang bersinar di kegelapan malam, bahkan semakin gelap semakin terang.

“Artinya mahasiswa KKN ini bertujuan untuk memberikan pencerahan atau obor di tengah-tengah masyarakat,” terang Prof Hepni.

Dalam Bahasa Inggris bintang adalah ‘star’. Kata ‘star’ ini merupakan akronim dari filosofi KKN Persemakmuran eks-IAIN Sunan Ampel, yakni sustainable, treasure, adaptability dan responsibility. Sustainable artinya berkelanjutan di mana program yang dibuat oleh KKN ini berkelanjutan. Jika programnya tahun ini belum tuntas, maka terus didampingi atau dilanjutkan oleh KKN berikutnya.

“Secara formal KKN ini kita tarik. Tetapi tanggung jawab moral dan sosial akan tetap dikawal atau dilanjutkan KKN di masa depan,” tuturnya. Dia berharap mahasiswa tetap menerapkan ilmunya saat pulang ke masyarakat. “Kehadiran KKN sangat bermanfaat untuk kepala desa,” imbuh Prof Hepni.

Dalam kesempatan tersebut, juga ditampilkan sejumlah produk hasil progam KKN Persemakmuran dari posko masing-masing. Diantaranya jamu herbal DHE, pengembangan sarana desa, pupuk, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) cegah stunting, flip book, dan video profil desa.

Sumber: Humas IAIN Kediri
Penulis: Maulidiah Cholifaturrohimah
Editor: Ropingi El-Ishaq