Seminar Nasional dalam rangkaian acara IAIN Kediri Festival diadakan Jumat 15 November 2019 dengan pemateri Husnul Khuluq. Ia menjelaskan peran pemuda pada zaman orde lama dan orde baru. “Orde lama tumbang dan ganti orde baru tahun 1966, juga (karena) peran pemuda,” ujar Husnul Khuluq di depan peserta seminar.
Menurut Husnul Khuluq peran pemuda utamanya mahasiswa, memiliki peran signifikan saat reformasi tahun 1998 kala Indonesia dipimpin oleh Presiden Soeharto. “Orde baru tumbang, juga gerakan besarnya adalah gerakan mahasiswa. Jadi artinya mahasiswa itu mempunyai andil besar, para pemuda mempunyai andil besar dalam membangun, dan menggerakan. Jadi tak perlu diragukan lagi,” tambah Husnul Khuluq di seminar bertemakan “Peran Pemuda Indonesia dalam Membangun Bangsa dan Negara Melalui Nilai-Nilai Pancasila”.
Wakil Rektor III IAIN Kediri Wahidul Anam mengatakan, tema yang dipilih menjadi menarik karena isu tentang radikalisme beragama sedang marak belakang ini, serta adanya perguruan tinggi yang terpapar oleh paham tersebut. “Dengan pemahaman mereka yang sangat sederhana terhadap agama. Dasar-dasar negara yang telah disusun pendahulu kita, ini maunya diganti dengan dasar yang baru (khilafah),” ucap Wakil Rektor III IAIN Kediri.
Menurut Wakil Rektor III IAIN Kediri, negara Indonesia merupakan negara Bhineka Tunggal Ika yang memiliki bermacam-macam agama, suku bangsa, dan etnis yang terbiasa hidup rukun. “Nampaknya ini (kerukunan di Indonesia) mau digoyang dengan berbagai isu tentang radikalisme beragama,” tutur Wakil Rektor III IAIN Kediri Wahidul Anam saat memberi sambutan dalam acara seminar Jumat (15/11/2019).
Bonus demografi juga menjadi hal yang dibahas oleh Husnul Khuluq. Menurutnya bonus demografi bisa berakibat positif maupun sebaliknya. “Bonus demografi menjadi tantangan bangsa kita, tergantung bagaimana kita menyikapinya,” kata Husnul Khuluq di sport center IAIN Kediri. Ia menambahkan, penting dalam bonus demografi menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila agar bangsa Indonesia tidak kehilangan jati dirinya.
Ketua Panitia Muhammad Hilmi mengatakan acara IAIN Kediri Festival merupakan dies natalis IAIN Kediri dan sudah diadakan sebanyak empat kali. Untuk tema tahun ini adalah semangat berkreativitas. Kegiatan ini bertujuan menggali bakat dan potensi mahasiswa di bidang intelektual, keagamaan, dan kesenian.
Pelaksanaan IAIN Kediri Festival akan digelar selama tiga hari, Kamis sampai dengan Sabtu (14-16/11/2019) di di sport center IAIN Kediri.
Untuk diketahui, Lomba Cipta Baca Karya Puisi dan Pemilihan Duta IAIN Kediri 2019 diadakan pada Kamis (14/11/2019). Pemenang Lomba Cipta Baca Puisi diraih oleh Ilyas Adhi Purba Juara 1 dari Perbankan Syariah (PS) IAIN Kediri, Anis Rohmah Juara 2 dari Tadris Bahasa Inggris (TBI) IAIN Kediri, Maya Lusianingrum mendapatkan Juara 3 dari Tadris Bahasa Inggris (TBI) IAIN Kediri.
Sedangkan Duta IAIN KEDIRI diraih oleh Putra: M. Ikbal Solah Qodin dari Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) IAIN Kediri, dan Putri: Fatihah Wildanin Nisa’ dari Ekonomi Syariah (ES) IAIN Kediri.
Untuk nominasi lain adalah Runner Up 1 Putra: M.Asrofi dari Sosiologi Agama (SA) IAIN Kediri, dan Putri :Thriska Afifandasari dari Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Kediri. Runner up 2 Putra: Wahyu Nur Abidin dari Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Kediri, dan Putri: Mai Dewi Astuti dari Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Kediri. Favourite Putra: Ovando Putra Chanisma dari Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) IAIN Kediri dan Putri: Intan Shofiatul Fariha dari Studi Agama Agama (SAA) IAIN Kediri. Duta persahabatan Putra: Wisnu Prasetyo dari Tadris Bahasa Inggris (TBI) IAIN Kediri, dan Putri: Nurrohmah dari Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Kediri.Serangkaian acara ini digekar dalam rangka Dies Natalis UAIN Kediri ke-55. Agenda ini juga digenapi dengan Pengajian dan Sholawat Akbar bersama Gus Reza pada hari Juma’at (15/11(. Puncak acara digelar pada Sabtu (16/11) dengan menghadirkan Heavy Monster, DJ Abbib, Den Basito, dan “Semut-Semut Merayap”. (as)