The Blog

HMPS SAA – Senin (28/3/2022), Himpunan Mahasiswa Program Studi Studi Agama Agama (HMPS SAA) Institut Agama Islam Negeri Kediri (IAIN Kediri) menggelar dialog interaktif antar agama dengan tema “Menjalin Dialog Humanis Antar Umat Beragama sebagai Infrastruktur untuk Memanifestasikan Toleransi”. Acara ini dilaksanakan secara offline di Gedung Aula Lantai 3 Kampus Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUDA) IAIN Kediri dengan mematuhi protokol kesehatan (prokes).

Acara dimulai pukul 08.30 WIB yang dimoderatori oleh M. Thoriqul Huda dan narasumber dari beberapa pemuka agama yang berasal dari karasidenan Kediri, di antaranya Murtaji (pemuka agama Hindu), Timotus Kabul (pemuka agama Kristen Protestan), Muhammad Makmun (pemuka agama Islam), Prajitno Sutikno (pemuka agama Konghucu), Slamet (pemuka agama Katolik), dan Daniel Chriestanto (pemuka agama Buddha).

Dialog Interaktif Antar Umat Beragama merupakan program kerja baru HMPS SAA yang diselenggarakan oleh pengurus HMPS SAA periode 2022/2023. Acara ini diikuti oleh sekitar 50 peserta yang berasal dari mahasiswa Studi Agama Agama IAIN Kediri, dosen, senat mahasisawa (SEMA), dan dewan mahasiswa (DEMA) sebagai tamu undangan.

Tujuan dari kegiatan tersebut, pertama, adalah membangun kerja sama jaringan antar umat beragama. Kedua, terbukanya wawasan mahasiswa Studi Agama Agama terkait pandangan antar agama. Ketiga, terwujudnya kesadaran mahasiswa Studi Agama Agama yang toleran. Keempat, tercapainya mahasiswa Studi Agama Agama yang berkualitas.

Ketua HMPS SAA periode 2022/2023, Safarika Nur Laili, mengatakan bahwa acara Dialog Interaktif Antar Agama ini menjadi awal daripada perdamaian bangsa, sebagaimana mengutip kata-kata Hans Kung, “Tidak ada perdamaian antar bangsa, tanpa adanya perdamaian antar agama. Tidak ada perdamaian antar agama, tanpa adanya dialog agama.”

Pelaksanaan program ini mendapat sambutan dan juga tanggapan dari berbagai pihak, baik dari narasumber maupun peserta. “Kalau bisa acaranya dihadiri oleh semua umat beragama,” ujar Prajitno Sutikno selaku pemuka agama Konghucu yang mengusulkan adanya penambahan peserta dari umat agama lainnya pada acara selanjutnya.

Hal senada juga dikemukakan Firdaus Diaz, peserta Dialog Interaktif Antar Umat Beragama. “Sebenarnya ini dialog antar tokoh beragama, bukan dialog antar umat beragama, karena mayoritas yang datang kan umat Islam sendiri,” tambah Firdaus.

Meski demikian, usulan dan saran ini merupakan tanggapan positif untuk perbaikan pelaksanaan acara ini kedepan. Acara perdana ini selesai pukul 13.00 WIB, ditutup dengan serah terima simbolis kepada seluruh narasumber dan foto bersama.

Penulis: Fina Violiana Tantri (SAA)
Editor: Zuhrufi Latifah