IAIN Kediri Newsroom – Tim Survei Kerukunan Umat Beragama dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian IAIN Kediri gelar dengar pandangan pengurus FKUB Kota Kediri di Raung Rapat BAPPEDA Kota Kediri, Jum’at (09/08/2024). Agenda ini diikuti oleh jajaran bidang Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi (Rendalev) Bappeda Kota Kediri, perwakilan dari kecamatan Pesantren, perwakilan dari kecamatan Mojoroto, perwakiland ari kecamatan Kota, perwakilan dari Kesejahteraan Rakyat (Kesra), serta undangan lainnya.
Ketua LPPM IAIN Kediri, Taufiq Alamin, dalam sambutannya menyampaikan bahwa di Kota Kediri tidak ada masalah terkait dengan kerukunan umat beragama. “Kita ini tak ada masalah dengan kerukunan umat beragama. Yang kadang muncul itu adalah justru kerukunan di internal umat beragama”, paparnya.
“Seperti yang terjadi di Manisrenggo itu, itu viral. Saya khawatir itu dapat mengganggu citra Kota Kediri yang selama ini masuk sebagai kota toleran”, paparnya lebih lanjut.
Agenda yang digelar hari Jum’at ini pada dasarnya adalah paparan awal dari survei kerukunan umat beragama di Kota Kediri. Ropingi, sebagai Ketua Tim survei memberikan paparan bahwa kerukunan umat beragama di Kota Kediri masih relatif terjaga. Diukur dari data statistik yang didapatkan, indeks kerukunan umat beragama masih berada di kategori sangat baik. “Survei tentang kerukunan umat beragama di Kota Kediri ini menggunakan lima variabel, yakni sikap keagamaan, kesetaraan, toleransi, kerja sama, dan kebijakan pemerintah kota. Semua variabel yang menjadi indikator tersebut diambil dari perspektif masyarakat,” jelasnya.
Sosok yang cukup akrab dengan kegiatan survei ini menegaskan bahwa kerukunan umat beragama di Kota Kediri perlu dijaga dan ditingkatkan. “Kerukunan menjadi kunci dalam masyarakat. Ketika masyarakat rukun, maka memungkinkan untuk menjadi masyarakat yang produktif. Masyarakat yang produktif mendorong peningkatan pendapatan. Meningkatnya pendapatan bagi masyarakat akan meningkatkan kesejahteraan. Dan meningkatnya kesejahteraan menjadikan masyarakat bahagia. Jadi, kerukunan menjadi kunci kebahagiaan masyarakat.” Demikian ketua Tim survei ini memberikan gambaran kepada audience peserta Forum Group Discussion (FGD siang itu.
KH. Salim, Ketua FKUB dalam gorum tersebut menyampaikan bahwa perlu ada dorongan dari pemerintah kota untuk membentuk perwakilan FKUB di tingkat kecamatan. “Perwakilan ini diperlukan agar ikhtiar menjaga dan menyelesaikan problem keagamaan dengan cepat. Sebab mereka yang ada di daerah lebih memahami kondisi masyarakat yang ada. Kalau yang di tingkat kota, para tokoh agama ini selalu rukun, sering berkumpul, dan harmonis.” Jelas KH. Salim yang sangat familier di kalangan masyarakat Kota Kediri.
Bu Made, salah satu perwakilan juga dari FKUB menyampaikan tentang perlunya menggaungkan symbol-simbol tertentu untuk mengingatkan orang tentang kerukunan umat beragama. “Menurut saya, perlu digaungkan di berbagai kesempatan dan forum tentang Salam Pancasila dan juga Salam Toleransi, agar masyarakat selalu ingat tentang kewajibannya menjaga kerukunan umat beragama”, papar aktifis kerukunan yang juga menjadi Ketua RT di salah satu kelurahan di Mojoroto ini.
Agenda ini bertujuan menajamkan temuan-temuan penelitian agar menghasilkan rekomendasi untuk disampaikan kepada Pemerintah Kota Kediri.
Sumber : LPPM IAIN Kediri
Penulis : Achmad Munif (Kont)
Editor : Ropingi el-Ishaq