The Blog

IAIN Kediri Newsroom – Cinta merupakan fitrah bagi manusia, sehingga setiap orang berhak untuk mencintai dan dicintai. Ia adalah salah satu bentuk emosi dalam diri manusia. Oleh karenanya cinta selalu menjadi topik menarik untuk dibahas.
Bentuk perjalanan cinta salah satunya terekam dalam buku _Jejodhoan—Kumpulan Kisah Cerita Cinta Menuju Perkawinan._ Di dalamnya berisi kumpulan cerita pendek mahasiswa Prodi Psikologi Islam IAIN Kediri, berkisah tentang perjalanan cinta masing-masing orang tua mereka, sebelum akhirnya meresmikan hubungan ke tahap yang lebih serius, yaitu pernikahan.
Di awal, pembuatan cerpen ditujukan sebagai tugas mata kuliah Psikologi Sosial yang diampu oleh Sunarno, S.Psi., M.A mengenai _close relationship_ yang membahas tentang ‘Cinta dan Pernikahan’. Hingga akhirnya Sunarno tertarik untuk membukukan karya tersebut, sehingga dapat dinikmati oleh orang banyak.
“Jejodhoan adalah petilasan Kelas Psikologi Sosial Semester 3. Kami pada waktu di kelas bersepakat untuk membuat _output_ karya yang bisa bermanfaat kepada banyak orang. Dan _alon-alon_ (pelan-pelan), Alhamdulillah kelakon (terlaksana). Buku kumpulan cerita cinta para orangtua mahasiswa ini, kini menjadi Jejodhoan,” ungkap Sunarno.
Dalam semarak perayaan atas terbitnya buku _Jejodhoan—Kumpulan Kisah Cerita Cinta Menuju Perkawinan_, pada Minggu, 13 Desember 2020 pukul 10.00, dilangsungkan acara bedah buku Jejodhoan dengan pembahasan _“Jejodhoan : Dalam Perspektif Psikologi Sosial Budaya”._ Pembicara dalam acara tersebut adalah Dr. Muhammad Mahpur, M.Si (Dosen Psikologi Sosial Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang, dan Founder Kampus Desa Indonesia) dan sebagai moderator, Atikah Wahyu Permatasari (Mahasiswa Psikologi Islam IAIN Kediri).
Acara yang dilaksanakan melalui _platform Zoom Meeting_ tersebut diikuti oleh kurang lebih 250 orang peserta dari berbagai kampus.
Selaku pembahas Mahpur memberikan apresiasi atas terbitnya buku kumpulan cerita pendek Jejodhoan. Menurutnya, buku ini adalah contoh penerapan model belajar kampus merdeka dan outputnya dapat menjadi bacaan ringan oleh masyarakat umum.
“Karya buku Jejodhoan dapat menjadi model kampus merdeka belajar. Bahwa, belajar tidak hanya di kelas. Tetapi, para mahasiswa bisa mengeksplorasi dan merasakan secara emosional langsung ke lapangan. Output perkuliahan tidak hanya artikel ilmiah yang teoritis, tetapi dapat berupa karya semacam buku Jejodhoan, yang bisa dibaca oleh siapapun,” katanya.
Mahpur juga mencoba untuk mengulik buku ini dari kacamata Psikologi Sosial Budaya. Baginya, buku ini merupakan cerita perjalanan hidup yang diabadikan dalam sebuah karya, dan menjadi apresiasi tertinggi untuk para orang tua.
Ia menilai, dalam memahami cinta lintas generasi dapat memberikan pelajaran bagi generasi saat ini. Misalnya tentang perjodohan, mitos-mitos seputar pernikahan, proses melamar, pertimbangan _bibit-bobot-bebet._ Menurutnya, hal ini mulai terhapuskan sehingga menimbulkan _culture shock_ jika diterapkan pada generasi milenial sekarang. Melalui kisah-kisah di dalamnya, ia mengharapkan generasi muda bisa jauh lebih matang dalam mempersiapkan diri dan saat memilih pasangan.
Masih menurut Mahpur, menulis kisah cinta orang tua sendiri akan menumbuhkan sudut pandang yang positif, bagaimana mahasiswa dapat mengapresiasi cinta di dalam keluarga. Mahasiswa pun akan belajar bahwa soal cinta dan hubungan tidak selamanya indah, ada kalanya ada masalah dan hambatan yang harus diatasi. Dengan buku ini seseorang akan mengenali cinta dapat datang dengan cara yang beragam. Sehingga para mahasiswa menjadi lebih peka dan dapat menumbuhkan _halusing roso_ (upaya memperhalus rasa).
“Menulis kisah bapak ibu akan menumbuhkan sudut pandang afirmatif bagaimana mahasiswa mempelajari cinta dalam keluarga. Mereka sekaligus belajar bahwa cinta tidak selamanya seperti mabuk cinta. Cinta dikenali dari dunia yang beragam. Maka sangat baik untuk belajar memahami cinta menuju bahtera rumah tangga,” ujar Mahpur.
Editor beserta para penulis menyampaikan rasa bangga dan bahagia mereka dengan diterbitkannya _Buku Jejodhoan._ Tak lupa, Kaprodi Psikologi Islam IAIN Kediri Dr. Rini Risnawita Suminta, M.Si, juga memberikan apresiasi atas diterbitkannya _Buku Jejodhoan_.
“Dengan terbitnya buku Jejodhoan, membuktikan bahwa para mahasiswa Psikologi IAIN Kediri tidak kalah dan memiliki potensi sebagaimana para mahasiswa di kampus-kampus Psikologi lainnya”. Kata Rini (CDK)

Sumber : Kontri
Penulis : Kontri
Editor : Ropingi el Ishaq