IAIN Kediri Newsroom – Salah satu komitmen IAIN Kediri adalah menjadi lembaga pendidikan tinggi yang fokus di bidang perbankan syariah dalam sistem ekonomi syariah.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Rektor I IAIN Kediri, Ahmad Subakir, dalam sambutannya di kegiatan Tinjauan Kurikulum Prodi Ekonomi Syariah dan Prodi Perbankan Syariah di Aula Rektorat Selasa (18/02/2020).
Wakil Rektor I menilai untuk saat ini mengembangkan ekonomi syariah perlu kerja keras dan sinergi seluruh elemen.
“Belum tentu semuannya yang menguasai dan berkecimpung di bidang keagamaan, dalam hal bertransaksi, mau menggunakan sistem syariah”, kata Wakil Rektor I.
Tentang kurikulum, Wakil Rektor I menghimbau, kurikulum harus ditinjau sedemikian rupa sebelum diterapkan kepada mahasiswa. Hal tersebut dikarenakan, kurikulum merupakan muara dari visi IAIN Kediri yakni pegembangan keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan.
Salah satu Narasumber adalah Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Salatiga, Anton Bawono. Ia menyebutkan, kelemahan dari PTKIN (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri) dibandingkan dengan PTU (Perguruan Tinggi Umum) adalah terlalu lama merespon aturan-aturan baru.
“Biasanya temen-temen dari PTU, itu lebih agresif. Karena sesuatu yang baru itu cepet mereka merespon. Dan kita itu meresponnya biasanya nunggu empat, lima, atau sepuluh tahun yang akan datang,” ungkap Anton.
Anton Bawono menilai, hal tersebut lah yang menyebabkan guru besar dan karya ilmiah PTKIN lebih sedikit dibandingkan PTU. Apalagi menurut Anton, akan diterapkannya wacana “Kampus Merdeka” oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Makarim, akan memengaruhi sistem kurikulum di perguruan tinggi.
“Job desc-nya (Kampus Merdeka) masih belum jelas, saya tanya di BAN-PT, Dewan Eksekutifnya, tunggu aja Pak belum keluar,” tandas Anton.
Dekan FEBI IAIN Kediri, Imam Annas Mushlihin, menyampaikan, pemberian teori tanpa adanya ketrampilan yang sesuai dunia kerja dirasa kurang tepat. Ia menilai peninjauan kurikulum butuh masukan banyak pihak utamanya stakeholder di dunia kerja.
“Skill yang kita berikan kepada mahasiswa adalah bagaimana setelah lulus, mereka dapat terserap di dunia kerja,” kata Imam Annas.
Turut hadir perwakilan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri, Bank Jatim Syariah Kediri, Koperasi Harum Dhaha, Asuransi Ramayana, dan BPR Artha Pamenang Syariah. Hadirnya perwakilan lembaga tersebut guna memberikan masukan terkait kurikulum serta meningkatkan jalinan kerjasama. (red. humas/as)