The Blog

Acara bertajuk “Jewish-Muslim Interfaith Encounter : From Symbiosis to Renewed Dialogue”, dengan pembicara Prof. Alan Brill, Ph. D berlangsung pada Kamis (25/07) di aula lantai 3 gedung Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUDA), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri. Kuliah tamu ini terselenggara berkat kerjasama dengan Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) Universitas Gajah Mada (UGM) dan Seton Hall University New Jersey, United States of America (USA).

Dengan dibantu oleh penerjemah bahasa, Alan Brill menyampaikan kuliahnya. Dia menjelaskan tentang adanya persamaan antara Agama Yahudi dan Agama Islam. “Agama Yahudi juga memiliki kitab suci, sunah, qiyas, ijma’, juga berdiskusi tentang Agama Yahudi. Dalam Agama Yahudi juga ada aturan tentang makanan, orang Yahudi juga memakai hair covering (jilbab atau burqa),” kata penerjemah mengartikan yang diucapkan oleh Alan Brill di aula lantai 3 gedung Fakultas Ushuluddin dan Dakwah.

Alan Brill melalui penerjemah menjelaskan, ketika Agama Yahudi masuk ke Amerika, orang di sana menyimpulkan banyak persamaan antara Yahudi dan Islam, daripada agama yang mereka anut yaitu, Kristen. Orang Yahudi juga menggunakan bahasa Arab ketika berhubungan dengan politik, mereka juga berusaha memasukan orang-orang ke pemerintahan untuk menjaga dan melestarikan budaya serta agamanya.

Acara ini dihadiri oleh civitas akademika IAIN Kediri, dari mahasiswa, dosen, dan para alumni dari Perbandingan Agama (PA) yang sekarang berganti nama menjadi Studi Agama-Agama (SAA). Prof. Alan Brill, Ph. D merupakan AJC (American Jewish Committee) Asia Pasifik,dan Cooperman di Seton Hall University New Jersey.

“Dengan acara ini diharapkan mampu menjadi embrio untuk menyelesaikan masalah tentang umat beragama. Problem tentang agama merupakan masalah yang serius. Dan kami atas nama pimpinan merasa bangga dengan acara ini.” Kata Wahidul Anam, Wakil Rektor III IAIN Kediri ketika memberi sambutan dalam kegiatan tersebut. Ketua Program Studi Studi Agama-agama (SAA) Muhammad Arif menambahkan, dengan adanya acara ini diharapkan ada peningkatan kualitas dari para mahasiswa atau peserta yang datang. Para mahasiswa atau peserta dapat secara langsung bertanya dan berdiskusi dengan pakar atau narasumber yang memang kompenten dalam bidang Studi Agama-agama (SAA). (as)