The Blog

IAIN Kediri Newsroom – Ma’had IAIN Kediri menggelar ngaji bareng KH. Muhammad Abdurrahman Al-Kautsar pada Kamis (08/06/2023) siang. Kegiatan diikuti oleh para santri mahad, mahasiswa, serta tenaga pendidik dan tenaga kependidikan IAIN Kediri.

Membahas kitab Ta’lim Muta’allim, Gus Kautsar menyampaikan beberapa hal terkait akhlak. Beliau menekankan pentingnya menata niat untuk belajar dan berbuat baik.

“Kamu mau belajar, mau ngaji, mau meningkatkan keilmuan saja, itu sudah menunjukkan bahwa kamu akan berhasil di masa yang akan datang. Hanya sekadar ingin baik saja, itu sudah istimewa. Ingin berbuat baik saja atau ingin belajar, sudah baik. Kalau sampai bisa, maka luar biasa. Tapi bisa, itu minallah,” tutur Gus Kautsar.

Dalam pembahasannya, Gus Kautsar juga menambahkan, bahwa salah satu hal yang perlu dihindari adalah sifat malas.

“Kalau gamau malas, sedikitlah makan. Kalau perut terlalu penuh, kecerdasan kita menurun. Kemudian kita sulit untuk mengingat hal-hal baik sulit. Kita sulit untuk memiliki keinginan untuk melakukan hal-hal yang baik. Yang paling berat, tubuh kita cukup malas untuk kemudian diajak ibadah,” ujar Gus Kautsar.

Kepala Ma’had IAIN Kediri, Ahmad Sholihuddin, menyampaikan bahwa ngaji kitab ini sedianya telah diselenggarakan oleh IAIN Kediri sejak semester gasal. Sebanyak empat kitab secara konsisten dikaji mulai pukul 06.10 WIB hingga 06.50 WIB, yakni Mukhtarul Ahadits, at-Tadzhib, Ta’lim al-Muta’allim, dan Idhad al-Qowaid.

Hal ini pun menarik perhatian Gus Kautsar. Beliau mengapresiasi kegiatan ngaji kitab yang diselenggarakan oleh Ma’had IAIN Kediri.

“Yang menjadi target kita adalah ingin menginformasikan kepada mahasiswa bahwa belajar agama tentu harus ada guru yang jelas. Kalau di pesantren, harus ada sanad yang jelas. Sehingga mahasiswa bisa selektif saat belajar agama meski sumbernya melalu online,” jelas Sholihuddin.

“Ada orang tua yang menyampaikan kepada qori’ kitab bahwa ternyata di IAIN Kediri itu ngaji kitab dan yang ngaji adalah guru dari wali orang tua tadi dan sangat senang bisa sambung kembali anaknya bisa ngaji lagi dengan gurunya,” tambah Sholihuddin. “Tentu ini perlu disyukuri bahwa upaya dari kampus IAIN Kediri dengan mengenalkan ngaji kitab ini selain memberi info terkait materi keagamaan juga bagaimana memupuk ngaji model pesantren.”

Sumber: Humas IAIN Kediri
Penulis: Zuhrufi Latifah
Editor: Ropingi el-Ishaq