IAIN Kediri Newsroom – Focal Point Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Kediri menggelar seminar nasional dengan tema Optimalisasi Gerakan Budaya Berkeadilan Gender di Lembaga Pendidikan pada Jumat (20/09/2024) bertempat di Auditorium Perpustakaan IAIN Kediri. Acara yang dihadiri oleh para akademisi, praktisi pendidikan, dan mahasiswa ini bertujuan untuk mendorong peningkatan kesadaran dan implementasi keadilan gender di berbagai lembaga pendidikan.
Guru Besar dalam bidang ilmu Sosiologi Agama, Sardjuningsih, yang pernah menjadi kepala PSGA IAIN Kediri menyampaikan mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran akan harkat dan martabat diri dalam menghadapi isu pelecehan seksual. Beliau menekankan bahwa pelecehan seksual memiliki konteks yang luas, tidak hanya terbatas pada aspek fisik, tetapi juga mencakup tindakan verbal. Hal ini menggarisbawahi perlunya pendidikan dan pemahaman yang lebih dalam mengenai perlindungan terhadap diri sendiri dan orang lain.
Rektor IAIN Kediri, Wahidul Anam, turut hadir memberikan dukungan untuk acara ini. Dalam sambutannya beliau menyampaikan pentingnya keadilan gender agar menjadi sesuatu yang membudaya. “Saya kira wacana-wacana seperti itu perlu dikembangkan di kalangan mahasiswa, akademisi dan para pimipinan. Sehingga keadilan gender ini menjadi sesuatu yang membudaya di mana kita hidup tidak ada kekerasan laki-laki pada perempuan ataupun perempuan pada laki-laki,” tutur Wahidul Anam.
Seminar ini menghadirkan narasumber yang ahli di bidangnya seperti Imam Nahe’i seorang Komisioner Komnas Perempuan dan juga Tatik Imadatus selaku CEO Qianzi Coorporate Indonesia sekaligus dosen Psikologi Islam di IAIN Kediri.
Imam Nahe’i dalam pemaparannya menjelaskan tentang budaya patriarki dan dampaknya terhadap keadilan gender serta bagaimana mengurangi ketidakadilan gender dengan membangun kesadaran perempuan. “Kesadaran itu sangat penting. Kesadaran akan adanya ketidakadilan di depan mata kita dan berupaya untuk memperjuangakan dan menghapus ketidakadilan itu,” terang beliau.
Tatik Imadatus yang memandang dari kaca psikologi juga sepakat mengenai perlunya kesadaran dan keberanian untuk melaporkan segala bentuk ketidakadilan seperti pelecehan seksual. Beliau menegaskan bahwa dampak psikologis pada korban kekerasan seksual itu tidak main-main. “Kekerasan seksual itu bukan soal apa yang sudah terlanjur terjadi, ini mental bangsa. Karena kalau masih terjebak dengan trauma itu tidak sehat mentalnya, padahal bangsa ini butuh anak-anak yang sehat. Jadi, ayo saling bantu kalau memang pernah terjadi, cepat lapor supaya tidak terjadi hal-hal yang seperti ini dalam jangka waktu yang panjang,” tegas beliau.
Selain seminar, kegiatan pelatihan gender. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan praktis kepada peserta terkait penerapan prinsip-prinsip keadilan gender di lembaga pendidikan masing-masing.
Sumber: Humas IAIN Kediri
Penulis: Aulia Nur Widyastuti & Sephia Dwi Fitanti
Editor: Ropingi el-Ishaq