The Blog

IAIN Kediri – Acara Let’s talk Disability with Love diadakan untuk memunculkan kesadaran dan kepedulian mahasiswa di lingkungan IAIN Kediri akan problem disabilitas. Untuk para peserta, diharapkan memiliki pengalaman tentang teknik berkomunikasi dengan bahasa isyarat yang diperagakan oleh temen-temen tuli.

Demikian dikatakan oleh Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Kediri Raya, Imron Muzakki, di gedung Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUDA) IAIN Kediri, Jumat (6/12/2019).

Imron menyampaikan, dengan menghadirkan penyandang tuna rungu atau yang ingin disebut sebagai teman tuli di momentum Hari Disabilitas Internasional diharapkan kepada para peserta yang hadir dapat belajar banyak hal, utamanya adalah semangat para teman tuli yang luar biasa untuk meraih kesuksesan walaupun memiliki keterbatasan.

“Secara tidak langsung ini adalah acara motivasi, sekaligus edukasi,” kata Imron Muzakki.

Selain diikuti oleh 20 teman tuli dan puluhan peserta lainnya, acara ini juga dihadiri ketua Ketua Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna rungu Indonesia (Gerkatin) Wilayah Jawa Timur, Maskurun bersama penerjemahnya, Dini.

Acara ini diadakan oleh Prodi Psikologi Islam IAIN Kediri dan HIMPSI Kediri Raya dalam rangka peringatan Hari Disabilitas Internasional. Pada 3 Desember setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Disabilitas Internasional atau International Day of People with Disability (IDPwD). Peringatan ini diadakan guna meningkatkan kesadaran, memperjuangkan hak-hak, dan kesejahteraan disabilitas.

Dengan dimoderatori oleh Syafruddin Faisal, Tatik Imadatus Sa’adati dosen IAIN Kediri yang menjadi salah satu narasumber menyampaikan, ada banyak inspirasi yang dapat diambil dari para teman tuli yang datang dalam kegiatan ini.

“Ternyata sekarang di Indonesia sudah memberdayakan, dan sudah menerima, dan sudah mengakui, bahwasanya orang-orang dengan disabilitas itu mampu berkarya setara dengan kita,” kata Tatik di hadapan para peserta Let’s talk Disability with Love. Tatik menilai, pemberdayaan disabilitas di Indonesia setara di dasarkan kepada penunjukan Angkie Yudistia sebagai staf khusus Presiden Joko Widodo yang merupakan tuna rungu. (as)