The Blog

Menyambut bulan Muharram 1441 H, Ma’had Al Jami’ah Darul Hikmah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri Ngaji Bareng bersama KH. Abdul Qoyyum Mansur, Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur Lasem Jawa Tengah. Kegiatan ini dikemas dengan tema “Penguatan Tradisi Literasi di Tengah Maraknya Hoax: Perlawanan Terhadap Ancaman Matinya Kepakaran di sport center IAIN Kediri Kamis (05/09).

Wakil Rektor III IAIN Kediri, Wahidul Anam mengatakan bahwa kampus IAIN Kediri ini digagas oleh para ulama dan kyai. “Sebagaimana ditulis dalam sejarah IAIN Kediri berdiri atas prakarsa lima tokoh besar yang ada di Kediri. Yang pertama KH. Mahfudz, yang kedua, KH. Syafii Marzuki, yang ketiga adalah KH. Mahrus Ali dari Lirboyo, yang keempat adalah KH Anwar Zen, yang terakhir adalah KH Syafii Sulaiman yang pernah menjadi Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama Jawa Timur”, kata Wahidul Anam saat memberi sambutan di gedung sport center IAIN Kediri.

Direktur Ma’had Al-Jami’ah Darul Hikmah, Umar Faruq, mengatakan tema ini dipilih karena maraknya hoax yang ada di tengah masyarakat dan hal tersebut membuat sulit untuk membedakan antara kebenaran dan kebohongan. “Tradisi literasi, tradisi tabbayun, dan tradisi bertanya kepada ulama ketika ada masalah sekarang ini mulai bergeser karena adanya Hoax,” katanya di sport center Kamis (05/09).

KH. Abdul Qoyyum Mansur menerangkan tentang  sejarah dan macam-macam hoax. “Sejak zaman nabi sudah ada pemalsuan, hoax intelektual,” terang Gus Qoyyum di hadapan jamaah. Selain hoax intelektual, Gus Qoyyum juga menerangkan tentang hoax sosial di zaman Nabi Muhammad, ketika Aisyah digosipkan dekat dengan laki-laki lain dan para sahabat menyarakan kepada Nabi untuk mencerai Aisyah. Tetapi Al-Qur’an turun membawa perintah untuk menolak saran tersebut. Al-Qur’an juga memberikan bantahan dan pencerahan bahwa Aisyah tidak berselingkuh.

“Bahkan ada yang lebih berbahaya lagi, yakni hoax psikologis, hoax jiwa”, kata Gus Qoyyum. Orang menyebarkan berita bohong untuk menyiksa jiwa orang lain. Hoax ini abstrak dan bersifat ambigu tanpa ada penjelasan. Selain untuk menyambut bulan Muharram yang merupakan tahun baru Islam, kegiatan Ngaji Bareng juga dimaksudkan untuk menambah syiar agama. Pemilihan KH. Abdul Qoyyum Mansur sebagai pembicara diharapkan mampu memberikan saran dan arahan agar IAIN Kediri lebih baik lagi. Usai ngaji dengan Gus Qoyyum acara dilanjutkan dengan silahturohim dengan wali santri dari Ma’had Al Jami’ah Darul Hikmah IAIN Kediri. (as)

Menyambut bulan Ma’had 1441 H, Al Jami’ah Darul Hikmah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri Ngaji Bareng bersama KH. Abdul Qoyyum Mansur pengasuh pondok pesantren An-nur Lasem Jawa Tengah. Kegiatan ini dikemas dengan tema “Penguatan Tradisi Literasi di Tengah Maraknya Hoax: Perlawanan Terhadap Ancaman Matinya Kepakaran di sport center IAIN Kediri Kamis (05/09).

Wakil Rektor III IAIN Kediri, Wahidul Anam mengatakan bahwa kampus IAIN Kediri ini digagas oleh para ulama dan kyai. “Sebagaimana ditulis dalam sejarah IAIN Kediri ini dimulai pada 1997 atas prakarsa lima tokoh besar yang ada di Kediri. Yang pertama KH. Mahfudz, yang kedua, KH. Syafii Marzuki, yang ketiga adalah KH. Mahrus Ali dari Lirboyo, yang keempat adalah KH Anwar Zen, yang terakhir adalah KH Syafii Sulaiman yang pernah menjadi Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama Jawa Timur”, kata Wahidul Anam saat memberi sambutan di gedung sport center IAIN Kediri.

Direktur Ma’had Al Jami’ah Darul Hikmah, Umar Faruq, mengatakan tema ini dipilih karena maraknya hoax yang ada di tengah masyarakat dan hal tersebut membuat sulit untuk membedakan antara kebenaran dan kebohongan. “Tradisi literasi, tradisi tabbayun, dan tradisi bertanya kepada ulama ketika ada masalah sekarang ini mulai bergeser karena adanya Hoax,” katanya di sport center Kamis (05/09).

KH. Abdul Qoyyum Mansur menerangkan tentang  sejarah dan macam-macam hoax. “Sejak zaman nabi sudah ada pemalsuan, hoax intelektual,” terang Gus Qoyyum di hadapan jamaah. Selain hoax intelektual, Gus Qoyyum juga menerangkan tentang hoax sosial di zaman Nabi Muhammad, ketika Aisyah digosipkan dekat dengan laki-laki lain dan para sahabat menyarakan kepada Nabi untuk mencerai Aisyah. Tetapi Al-Qur’an turun membawa perintah untuk menolak saran tersebut. Al-Qur’an juga memberikan pencerahan bahwa Aisyah tidak berselingkuh.

“Bahkan ada yang lebih berbahaya lagi, yakni hoax psikologis, hoax jiwa”, kata Gus Qoyyum. Orang menyebarkan berita bohong untuk menyiksa jiwa orang lain. Hoax ini abstrak dan bersifat ambigu tanpa ada penjelasan. Selain untuk menyambut bulan Muharram yang merupakan tahun baru Islam, kegiatan Ngaji Bareng juga dimaksudkan untuk menambah syiar agama. Pemilihan KH. Abdul Qoyyum Mansur sebagai pembicara diharapkan mampu memberikan saran dan arahan agar IAIN Kediri lebih baik lagi. Usai ngaji dengan Gus Qoyyum acara dilanjutkan dengan silahturohim dengan wali santri dari Ma’had Al Jami’ah Darul Hikmah IAIN Kediri. (as)