Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri dimulai pada hari Senin (19/08) di gedung Sport Center IAIN Kediri. Menurut rencana PBAK akan diselengarakan pada 19-22 Agustus 2019. Mengusung tema “ Moderasi Islam Berbasis Kearifan Lokal “, PBAK tahun ini diikuti 3.000 mahasiswa.
PBAK diadakan agar para mahasiswa baru mengetahui tentang proses belajar di IAIN Kediri. “PBAK diselengarakan untuk mahasiswa baru di IAIN Kediri agar mereka mempunyai gambaran. Jangan sampai nanti waktu kuliah para mahasiswa baru tidak memiliki pemahaman tentang proses belajar di IAIN Kediri. Mahasiswa baru yang akan rugi sendiri.” Kata Wakil Rektor III IAIN Kediri, Wahidul Anam.
Dia juga berharap, semoga 3.000 mahasiswa ini lulus tepat waktu dan tidak ada yang drop out . “Kalau ingin lulus tepat waktu tentu harus mengikuti proses kegiatan PBAK sebagai adaptasi dan pengenalan proses belajar di kampus ini”, katanya di Gedung Sport Center IAIN Kediri di hadapan ribuan mahasiswa baru.
“Di PBAK ini akan dijelaskan apa yang harus dilakukan semester 1, semester 2, dan seterusnya sampai wisuda. Sehingga nanti di tahun 2023, saudara-saudara akan kembali ke tempat ini untuk melaksanakan wisuda,” tambahnya.
Kegiatan PBAK setiap tahun harus semakin lebih baik, positif, dan bermanfaat bagi perkembangan kampus IAIN Kediri. Di tahun ini, PBAK memiliki tagline, intelektual, berkarakter, agamis. Para mahasiswa baru harus memiliki cita-cita menjadikan kampus ini sebagai pusat perkembangan Islam. “Kediri memiliki sejarah kerajaan yang besar, jejak sejarahnya bahkan masih bisa kita rasakan sampai saat ini. IAIN Kediri harus bisa melanjutkan kebesaran Kediri,” kata Khaerul Umam Ketua Panitia PBAK 2019.
Masih kata Khaerul Umam, “Di Kediri banyak lembaga-lembaga besar, pondok pesantren, ormas-ormas Islam, dan tempat ziarah umat Islam. Itu yang harusnya dijadikan motivasi untuk kita, bahwa Kediri memiliki sumbangsih yang besar pada negara ini.”
“ Ini tidak main-main kami ciptakan, kami berdebat dengan mahasiswa, dan rekan-rekan dosen untuk mewujudkan cita-cita ini”, kata Ketua PBAK 2019. Oleh karena itu, kita akan wujudkan moderasi islam dengan kearifan lokal yang ada di Kediri ini, tambahnya. Menurut Khaerul Umam, sampai saat ini IAIN Kediri hanya menjadi catatan kecil di dalam bingkai ilmu pengetahuan dan di dalam peta intelektual yang ada di Indonesia. Itu yang membuat dia miris. “Kita memiliki sejarah tokoh-tokoh besar, Sri Aji Jayabaya, Syekh Wasil Syamsudin, tetapi IAIN Kediri hanya dilihat sebagai serpihan-serpihan kecil saja. Kita tidak mau itu. Kita harus tunjukan, kita akan menyiapkan 3.000 mahasiswa yang menjadi generasi-generasi muslim yang mampu membawa perubahan besar”, kata Khaerul Umam. (as)