The Blog

IAIN Kediri Newsroom — Salah satu teater kampus tertua di Kediri, UKM Teater KaNda, kembali menunjukkan geliatnya. Kali ini Teater KaNda yang berdiri sejak tahun 1994 mempersembahkan pentas studi yang diselenggarakan di Aula TIPD Lantai 2 IAIN Kediri pada Sabtu (14/06/2024). Pada pementasan ini, Teater KaNda membalut isu berbagai problematika diri seorang anak muda dan juga membawakan isu sosial petani dalam pentasnya.

Tema pada pentas studi kali ini adalah Gati Yatra: Rumaketing Paseduluran Anggayuh Tresno. Gati Yatra sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti proses menuju tujuan; tujuannya adalah untuk merekatkan persaudaraan dan meraih cinta. Harapannya, acara ini mampu merekatkan kembali persaudaraan antar dulur UKM Teater KaNda.

Dalam proses berkarya mempersiapkan acara ini, dulur-dulur Teater KaNda dibebaskan untuk mencoba menulis naskah dengan idenya sendiri. Naskah itu diantaranya Bingkai Kosong karya Amandha, yang mengusung kisah seorang anak yang kehilangan sosok ayah. Lalu, Naskah Cahaya di Ujung Lorong karya Annie dengan menggali problematika diri seorang anak muda, dan Naskah Tani karya Akib yang berkolaborasi dengan Bang Kirom selaku pendiri Teater KaNda. Sebelumnya, naskah Tani yang mengusung isu-isu petani di desa desa ini telah sukses dipentaskan di Festival Teater Panggung Non Konvensional se-Jawa Timur di Trawas Mojokerto pada 11 Mei 2024 lalu.

Melalui pertunjukan ini, Teater KaNda tidak hanya menghadirkan hiburan semata, tetapi juga berusaha menyelami dan mengungkapkan berbagai dinamika yang dihadapi oleh individu-individu muda serta masyarakat petani yang sering kali terpinggirkan. Problematika diri yang diangkat mencakup keresahan, kegelisahan, dan perjuangan pribadi anak muda dalam mencari jati diri dan menghadapi tekanan sosial. Sementara itu, isu petani dibawakan dengan penuh empati, menggambarkan kerasnya kehidupan di desa, perjuangan mempertahankan lahan, serta ketidakadilan yang kerap mereka hadapi, semua berusaha dirangkum untuk diekspresikan dalam panggung teater.

Pentas studi yang diselenggarakan dari sore hingga malam ini juga turut diramaikan oleh pentas teater sekolah di Kediri, di antaranya adalah Teater Madu (MAN 2 Kediri) dengan membawakan musikalisasi puisi dan Teater Sadel (SMAN 7 Kota Kediri) yang membawakan naskah monolog Balada Sumarah. Tidak hanya sampai itu, Teater Bocah SAH (Yayasan Sahhala yatim, piatu dan dhuafa Mojoroto Kediri) juga turut meramaikan dengan mementaskan naskah Nandur Pari Thukule Wesi.

Pentas Studi Teater KaNda pada tahun ini mengajak seluruh pelaku seni teater kampus dan sekolah di Kediri untuk berkumpul bersama dan membahas keresahan antar para pelaku seni teater. Harapannya dengan berkumpulnya para dulur dulur teater se-Kediri mampu meraba solusi dari berbagai macam keresahan yang ada agar teater di Kediri mampu berkarya lebih baik lagi kedepannya.

Antusiasme penonton untuk menyaksikan pementasan kali ini cukup tinggi. Bahkan, mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa Indonesia menggunakan pementasan Teater KaNda sebagai bahan analisis untuk melengkapi tugas UAS mereka. Pendiri Teater KaNda dan seluruh alumni juga hadir, menjadikan acara pentas studi sebagai ajang reuni setelah sekian lama lulus dari kampus.

Para mahasiswa yang tergabung dalam teater kampus memiliki sebuah tuntutan perubahan. Setidaknya dalam proses keteateran yang panjang dan intens, mampu merubah karakter diri setiap anngota teater untuk lebih baik dalam berperan di kehidupan yang nyata. Lebih lanjutnya, setelah pementasan diharapkan mampu menjadi sebuah pembelajaran yang bisa membawa dampak baik terhadap pribadi masing masing penonton yang hadir.  

Teater KaNda juga menjadi tempat berproses dari generasi ke generasi mahasiswa IAIN Kediri yang mencintai dunia seni. Meski sempat terhenti karena pandemi corona tahun silam, Teater KaNda mencoba memulai kembali berproses dan berkarya hingga saat ini.

Sumber: UKM Teater KaNda

Penulis: Mohammad Akip Imam Mummuttaqin (Prodi Manajemen Pendidikan Islam)

Editor: Zuhrufi Latifah