The Blog

IAIN KEDIRI Newsroom – Sebanyak 25 mahasiswa Program Studi Agama-Agama berkunjung ke Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Segaran Wates Kediri. Kunjungan atau studi lintas iman ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk berdialog secara langsung dengan umat Kristen yang ada di GKJW Segaran Kediri. Hadir sebagai tuan rumah dalam kegiatan tersebut Pendeta Ngadiyanto, Otniel Farano (Fikar), dan Titus Eko Wibowo.

Pada kesempatan ini Pendeta Ngadiyanto menjelaskan bahwa Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Segaran merupakan salah satu Gereja yang berusia tua, berdiri sebagai sebuah jamaat sejak tahun 1887, hingga saat ini terdapat 1779 jiwa penganut Kristen Jawi Wetan di Desa Segaran Wates Kediri. Pendeta Ngadiyanto lebih jauh menjelaskan bahwa hubungan antar agama terjalin harmonis “Antar umat beragama saling menghormati, bahkan dalam agenda-agenda besar keagamaan yang ada di GKJW juga melibatkan umat agama lain untuk saling membantu, seperti saat Natal, dimana para Banser iktu menjaga lingkungan selama perayaan Natal berlangsung,” tutur Pendeta Ngadiyanto.

Sementara itu Otniel Farano, sebagaimana mengutip apa yang disampaikan oleh Paul F Knitter tentang kajian dialog antara agama menyampaikan bahwa “Biarlah agama-agama tetap berbeda tanpa melepaskan keunikan masing-masing. Namun tetap menerima dan menghargai kebenaran dalam setiap agama” yang artinya bahwa sesama umat beragama harus terus saling menghormati perbedaan yang ada.

Diskusi dengan model yang santai terus berlangsung kurang lebih 2,5 jam. M Thoriqul Huda selaku dosen yang mendampingi sekaligus dosen pengampu mata kuliah Praktikum Dialog Antar Agama menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman yang nyata pada mahasiswa tentang bagaimana kita harus membangun dialog antar umat beragama, salah satunya dengan umat GKJW ini. “Sekalipun kita sadar bahwa kita memiliki perbedaan yang mendasar dalam hal teologi, akan tetapi dialog membuka ruang bagi kita untuk terus menjaga toleransi dan kerukunan,” sebut Thoriqul Huda.

Penulis: Wafiq Al Akhya (Kont)
Editor: Ropingi el-Ishaq