IAIN Kediri Newsroom – Indonesia merupakan produsen regulasi, akan tetapi pada prakteknya regulator tidak berfungsi secara maksimal sebagaimana mestinya. Ditambah, berita politik banyak yang menggiring opini publik untuk mengikuti framing yang di-design oleh media.
Penyataan tersebut disampaikan langsung oleh Dosen KPI (Komunikasi dan Penyiaran Islam) IAIN Kediri, Prilani, saat menjadi narasumber dalam kegiatan webinar, Jurnalisme Politik di Tengah Pandemi Covid-19, Selasa (14/07).
“Struktur paling atas, kalau konteks jurnalisme politik itu ada di owner media. Bagaimana dia orientasinya, mindset-nya mendirikan media. Dia tidak pernah berfikir keragaman konten apalagi diversity of ownership. Karena mereka malah (berfikir), semakin banyak media, semakin bisa merajai,” ucap Prilani.
Menurutnya, posisi pemilik media saat ini sama dengan oligarki media. Hal tersebut menyebabkan tak ada pilihan bagi jurnalis politik. Mau tak mau harus menyampaikan yang menjadi design politik pemilik media. Oleh sebab itu, kepentingan pemilik media akhirnya masuk ke dalam sistem politik, dan menimbulkan dinamika media.
“Yang harus dilakukan, menurut saya, terkait dengan jurnalisme politik di era pandemi ini. Lakukan terus verifikasi dan verifikasi. Untuk medianya, gate keeper, harus diperkuat. Bahwa memfilter informasi itu harus ada gate keeper yang kokoh,” ungkapnya.
Prilani menambahkan, beberapa hal yang harus diaplikasikan oleh jurnalis saat ini yaitu, menanamkan nilai rekonstruksi sosial, bersikap profesional, menggunakan kemudahan teknologi secara positif, dan kembali kepada regulasi yang berlaku. Selain itu, yang terpenting dari jurnalisme politik adalah implementasi tentang regulasi media. Ia menjelaskan pentingnya regulasi tersebut diterapkan di berbagai media yang ada, mulai dari cetak, elektronik, maupun cyber.
“Ada perbedaan pendapat, media sosial itu termasuk media massa engga. Itu soal lain, tapi maksud saya, ketika berita politik itu diviralkan di media sosial itu kalau engga ada regulasinya itu berbahaya sekali,” sambungnya.
Kegiatan webinar ini merupakan kerjasama Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) Universitas Dr. Soetomo Surabaya, Ilmu Komunikasi UII Yogyakarta, dan KPI IAIN Kediri. Turut menjadi narasumber Dosen Komunikasi UII, Masduki, Dekan FIKOM Unitomo, Redi Panuju, dan mantan Sekretaris Menteri Penerangan, Tonny S Soekrani. (red. humas/as)