26 Sept 2019—Dalam kunjungannya ke IAIN Kediri, Prof. Bernard Adeney-Risakotta menyempatkan hadir dan berdialog dengan mahasiswa Prodi Studi Agama-Agama, Fakultas Ushuluddin IAIN Kediri. Prof. Bernie, demikian ia kerap disapa, adalah profesor bidang studi agama dari Berkley University Amerika Serikat dan sudah puluhan tahun mendedikasikan hidupnya mengajar dan meneliti tentang agama-agama di Indonesia. Ia juga baru-baru ini merilis buku berjudul Living in a Sacred Cosmos (Yale University, 2018).
Dikemas dalam suasana informal dan penuh keakraban, Prof. Bernie memberikan motivasi kepada para mahasiswa studi agama-agama untuk selalu berpikir kritis dan sungguh-sungguh dalam belajar. Ia juga mengatakan bahwa belajar studi agama-agama sangat penting karena agama akan selalu hadir di tengah kehidupan umat manusia. Agama terkait dengan segala aspek kehidupan manusia dan dunia sekitar. Oleh karenanya, studi agama-agama berarti juga bisa menjadi fondasi dalam semua disiplin ilmu yang mempelajari manusia dan alam. Teori bahwa agama akan sirna di tengah arus modernisasi sebagaimana kata Auguste Comte terbukti tidak benar. Iman akan selalu hadir mengisi kekosongan yang ditimbulkan oleh budaya masyarakat yang semakin rasional dan sekular.
Menanggapi pertanyaan mahasiswa mengapa ada konflik antar agama, Prof. Bernie mengatakan bahwa keengganan untuk belajar dan saling memahami satu sama lain menjadi persoalan serius di kalangan umat beragama di Indonesia saat ini. Karenanya, ‘Prodi Studi Agama-Agama memiliki peran yang sangat penting untuk mengajarkan bagaimana seharusnya beragama dengan baik tanpa harus saling menyalahkan atau bertengkar satu sama lain, ‘ ujar Prof. Bernie. Di akhir dialog, ia menekankan pentingnya mahasiswa menguasai bahasa asing agar bisa membuka dan mengeksplorasi jendela dunia yang beragam dan terbuka lebar.
Dr. Mohammad Arif, Ketua Prodi Studi Agama-Agama, yang juga hadir dalam dialog menyampaikan apreasi atas kehadiran Prof. Bernie dan berharap bisa memotivasi semangat belajar mahasiswa prodi Studi Agama-Agama (SAA). ‘Mahasiswa harus optimis dan yakin bahwa Prodi SAA adalah tempat yang tepat untuk menempa dan mempersiapkan diri menghadapi zaman yang terus berubah. Kehadiran alumni SAA semakin dibutuhkan di tengah masyarakat yang semakin terbelah dan terancam dengan kehadiran ideologi-ideologi radikal,’ kata Dr. Arif dalam sambutannya. (mfr/ed)