IAIN Kediri Newsroom — Kepala Subdirektorat Ketenagaan Kemenag RI Ruchman Basori yang hadir pada PBAK IAIN Kediri Tahun 2023 berhasil menyulut semangat ribuan mahasiswa baru IAIN Kediri. Pada PBAK hari kedua yang berlangsung pada Rabu (23/08/2023) di Gedung Sport Center IAIN Kediri, Ruchman menyampaikan tiga hal utama terkait dengan kemahasiswaan, moderasi beragama, dan prestasi mahasiswa.
Pada pembahasan pertama, Ruchman menyampaikan bahwa terdapat tiga masalah yang dihadapi Indonesia. Yang pertama yakni orang-orang yang mempertanyakan konsensus nasional. Banyak pihak yang saat ini berusaha mengubah Pancasila, UUD 1945, semboyan Bhinneka Tunggal Ika, bentuk negara NKRI, lalu berusaha memasukkan ideologi lainnya.
Masalah yang kedua yakni problematika dalam menghadapi orang yang merasa dirinya paling benar. Ruchman menyebut kelompok tersebut sebagai kelompok Abdurrahman Ibnu Muljam karena meskipun mereka orang yang ahli beribadah, dia merasa dirinya paling benar. Sedangkan masalah ketiga yang saat ini berkembang di Indonesia adalah kelompok silent majority yaitu kelompok besar yang memilih diam. Mereka adalah kategori orang-orang yang tidak peduli ketika ideologi negara terancam.
“Jangan rela negara kita diinjak-injak, dirongrong oleh kelompok-kelompok yang intoleran dan radikal,” seru Ruchman.
Dengan seruan itu, ia kemudian mengajak seluruh mahasiswa baru untuk berseru bersama mendeklarasikan diri atas kesanggupannya menjawab tantangan tersebut. Hal ini dijawab dengan lantang dan tegas oleh 2296 mahasiswa yang hadir dengan berteriak bahwa sebagai mahasiswa, mereka sanggup menjaga Indonesia, mempertahankan Pancasila, NKRI, dan mengembangkan Islam yang moderat.
Bahasan kedua yang disampaikan oleh Ruchman adalah moderasi beragama. Era revolusi 4.0 yang ditandai dengan majunya teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi merupakan era disrupsi, kektidakpstian, yang kemudian menimbulkan fenomena matinya kepakaran.
Ruchman berpesan bahwa dengan munculnya fenomena peralihan kepakaran ini, maka penting bagi seluruh sivitas akademika IAIN Kediri untuk mengembangkan Islam rahmatan lil alaman, yakni Islam yang moderat.
“IAIN Kediri melalui Rumah Moderasi Beragama ingin mencetak kader-kader yang toleran, moderat, inklusif, dan damai,” ujarnya.
“Maka para mahasiswa perlu berproses dan aktif berorganisasi,” lanjutnya.
Ruchman yang juga merupakan Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor bidang kaderisasi ini turut menyampaikan bahwa Kemenag dengan kerja sama LPDP telah membuka kesempatan kepada para mahasiswa untuk tak hanya berkuliah dan berorganisasi pada perguruan tinggi dalam negeri. Melalui Beasiswa Indonesia Bangkit, para mahasiswa PTKIN berkesempatan untuk merasakan pengalaman berkuliah di berbagai negara seperti Amerika, Mesir, Maroko, Tunisia, serta beberapa negara lainnya selama enam bulan.
Terakhir, Ruchman berpesan kepada para mahasiswa untuk belajar Islam dengan benar melalui sumber-sumber yang otoritatif dan belajar kepada orang-orang yang mempunyai keahlian.
“Jadilan mahasiswa yang kritis, jangan terima apa adanya, pilah dan pilihlah. Jadilah warga medsos yg sehat dan warga bangsa yang berkarakter, yang melakukan counter terhadap paham radikal, dan jadilah yang terbaik,” pesan Ruchman yang disambut dengan semangat berapi-api para mahasiswa baru IAIN Kediri.
Sumber: Humas IAIN Kediri
Penulis: Zuhrufi Latifah
Editor: Ropingi el-Ishaq