Ma’had al-Jami’ah Darul Hikmah IAIN Kediri mengawali aktifitas akademiknya pagi ini, Selasa 7 Agustus 2019 dengan menyelenggarakan tes seleksi penerimaan mahasantri baru. Bertempat di aula Ma’had, sebanyak 106 peserta mengikuti seleksi yang meliputi tes tulis dan lisan. Mereka adalah mahasiswi baru IAIN Kediri yang telah melakukan daftar ulang minggu lalu dan berasal dari berbagai program studi dan berbagai jalur pendaftaran, baik SPAN, UMPTKIN, maupun mandiri. Antusiasme mereka ditunjukkan antara lain kehadirannya memenuhi aula ma’had untuk registrasi kehadiran tes seleksi yang dimulai pukul 07.30 WIB. Bahkan beberapa peserta telah hadir sehari sebelumnya menginap di ruangan yang telah disediakan.
Ada 4 jenis tes yang akan dilalui mereka, tes kemampuan dasar (PAI-Bhs Arab-Bhs Inggris) sebanyak 100 soal dengan durasi waktu 100 menit, menulis al-Quran surat al-Fatihah, tes membaca al-Quran dan Kitab Riyadhus Shalihin dan Arba’in Nawawi, dan tes wawancara. Seluruh proses tes seleksi ini ditangani oleh musyrifah (Pembina santri), dibantu pengurus OSIM (Organisasi Santri Intra Mahad) Ma’had al-Jami’ah IAIN Kediri. Seluruh rangkaian kegiatan tes ini diperkirakan selesai hingga pukul 13.00 WIB, dan langsung dilakukan rapat penentuan kelulusan.
Tes ini perlu diselenggarakan dalam rangka mendapatkan input yang dapat diandalkan sebagai kader akademik yang berkemampuan agama terstandar pesantren. Untuk itu terdapat kriteria yang cukup ketat agar dapat lulus, seperti adanya materi membaca kitab dan tes wawancara yang terkait dengan komitmen dan kesungguhan santri dalam mengikuti kegiatan. Hal ini tidak lain karena mereka diharuskan untuk tinggal di pesantren selama dua tahun (empat semester). Berbeda dengan kebanyakan ma’had al-Jami’ah di PTKIN lain yang hanya setahun (dua semester). Direncanakan jumlah yang diterima sebanyak 80 santri baru, melengkapi jumlah santri lama sebanyak 52 orang. Mereka ditempatkan di sejumlah kamar yang tersedia sebanyak 20 buah, sehingga masing-masing kamar dihuni antara 6-7 orang. Jumlah ini memang masih dimaksimalkan untuk menambah santri, sebagaimana permintaan kampus untuk memperbanyak jumlah santri dari tahun ke tahun. Akan tetapi sarana yang tersedia masih perlu dipersiapkan lebih baik untuk layanan yang terstandar dan terjangkau. Dan juga tentu dalam rangka mendukung visi kampus menjadi pusat kajian keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan. (as)