IAIN Kediri Newsroom – Pascasarjana IAIN Kediri mengadakan prosesi yudisium virtual pada Senin (23/08/2021) siang. Acara tersebut dihadiri oleh 70 mahasiswa, jajaran pimpinan Pascasarjana, Rektor IAIN Kediri, serta Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Abdul Mustaqim.
Pada yudisium kali ini, Pascasarjana IAIN Kediri mengukuhkan sebanyak 70 mahasiswa sebagai wisudawan yang terdiri dari 14 mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam, delapan mahasiswa Prodi Ilmu Alquran dan Tafsir, tujuh mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Arab, sembilan mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan Islam, 10 mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah, 17 mahasiswa Prodi Tadris Bahasa Inggris, dan lima mahasiswa Prodi Hukum Keluarga Islam.
Direktur Pascasarjana, Prof. Nur Ahid, mengucapkan selamat bagi para lulusan. “Kami ucapkan selamat. Tidak semua mau dan mampu menyelesaikan program magister. Semoga ilmunya bermanfaat untuk bangsa dan negara,” ungkapnya dalam sambutan yang ia berikan di awal acara.
Menurut Prof. Nur Ahid, magister bukan jenjang yang terakhir karena masih ada program doktor. Beliau memberikan dukungan dan doa kepada mahasiswa agar mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan program doktor, khususnya di IAIN Kediri.
“Magister masih kurang, perlu dikembangkan di masyarakat. Magister ini adalah modal yang hanya sebagian kecil, yang sebagian besar dikembangkan di lingkungan masyarakat. Sebagai dosen kami hanya bisa mendoakan semoga ilmu yang didapatkan bisa bermanfaat bagi pribadi, keluarga, bangsa, dan negara. Semoga selalu mendapat ridho dan bimbingan dari Allah Swt.,” tambahnya.
Turut hadir pada yudisium angkatan VII Pascasarjana semester genap tahun akademik 2020/2021 yakni Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Abdul Mustaqim. “Saya ikut mengapresiasi dan mengucapkan selamat kepada para wisudawan Pascasarjana IAIN Kediri yang telah berhasil. Saya berharap kepada para wisudawan, ilmu yang sudah dipelajari dan ditekuni di Pascasarjana IAIN Kediri nanti dapat terus dikembangkan,” ungkap beliau.
Senada dengan apa yang disampaikan oleh Prof. Nur Ahid, Prof. Abdul Mustaqim juga menekankan pentingnya melanjutkan program pendidikan ke jenjang selanjutnya. “Jangan berhenti di magister. Kita harus terus memperbaharui ilmu kita. Tidak ada magister kecuali doktor. Tidak ada doktor kecuali profesor. Tidak ada profesor kecuali harus terus berkarya. Ini adalah cara meneguhkan jati diri. Ini adalah cara menjaga akal, menjaga akal secara produktif. Tidak boleh ada stagnasi dalam pemikiran. Harus ada transmisi dan transformasi dalam pemikiran,” nasihatnya.
Sumber: Humas IAIN Kediri
Penulis: Zuhrufi Latifah
Editor: Ropingi el-Ishaq