IAIN Kediri Newsroom – Kegiatan hari ketiga sekaligus terakhir Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) IAIN Kediri diikuti dengan antusias oleh para mahasiswa baru. Para peserta PBAK menyimak secara seksama materi sesi pertama yang disampaikan oleh penulis dan aktivis perempuan muda, Kalis Mardiasih. Mengusung tema gender, materi yang disampaikan Kalis mengundang belasan pertanyaan kritis dan menarik dari para mahasiswa baru pada Rabu (24/08/2022) pagi.
Dengan penyampaian yang luwes dan mudah dicerna, Kalis mengawali materi dengan pemahaman dasar terkait asal mula terjadinya pelecehan yang marak terjadi di berbagai lingkup kehidupan. Kalis menekankan bahwa hal ini seringkali terjadi dikarenakan relasi kuasa pelaku yang dilakukan kepada korban.
Atas hal ini, Kalis mewanti-wanti dan menekankan bahwa korban harus sadar akan tindakan yang mengarah pada perlakuan tidak etis serta bersikap tegas demi mengedepankan keamanan dan kenyamanan diri.
“Kita harus tegas. Jangan mengorbankan perasaan aman dan nyaman. Kita harus punya kesadaran dan keberanian untuk melawan. Kita berhak bersuara demi keamanan dan kenyamanan kita,” tegas Kalis.
Tak hanya korban, para teman, kerabat, keluarga, dan lingkungan sekitar korban juga harus mendukung pencegahan sikap tidak senonoh yang mungkin terjadi. Masih menurut Kalis, hal ini perlu menjadi perhatian bersama karena seringkali pelecehan berawal dari hal-hal yang dianggap remeh temeh.
Di ranah perguruan tinggi, Kalis berkali-kali menyampaikan bahwa para mahasiswa telah mendapat perlindungan kuat untuk mencegah tindakan pelecehan di lingkup kampus. Hal ini tertuang dalam Permendikbud Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi.
Untuk memperkuat komitmen ini, IAIN Kediri sendiri telah memiliki satgas khusus yang dijuluki Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA). Pada kesempatan yang sama, Ketua PSGA IAIN Kediri, Luthfi Atmasari memastikan kepada para mahasiswa baru bahwa PSGA siap membantu dan menangani apabila terjadi kemungkinan kejadian serupa.
“Mungkin teman-teman takut dan waswas. Itu wajar. Namun teman-teman tidak perlu bingung karena banyak pihak di IAIN Kediri yang akan membantu, merangkul, dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan hal ini,” ujar Luthfi.
“Yang perlu ditekankan juga, apabila ada dari teman-teman yang mengalami masalah psikologis karena hal ini, teman-teman wajib mencari informasi atau mencari tahu kepada orang-orang yang berkompeten. Jangan google atau self-diagnose karena belum tentu sesuai bahkan mungkin memperburuk kondisi Anda,” imbau Luthfi yang mengajar pada mata kuliah Psikologi seraya menutup acara.
Sumber: Humas IAIN Kediri
Penulis: Zuhrufi Latifah
Editor: Ropingi el-Ishaq