The Blog

IAIN Kediri Newsroom – Ajang tahunan AICIS yang ke-22 pada tahun 2023 secara resmi ditutup pada Kamis (04/05/2023) malam. Closing ceremony digelar di Auditorium UIN Sunan Ampel Surabaya dan dihadiri oleh Direktur Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendis Kemenag RI, Ahmad Zainul Hamdi, dan Wamenag RI, Zainut Tauhid Saadi, serta konsul jenderal Amerika Serikat.

Dalam sambutannya, Zainut Tauhid Saadi menyebut bahwa tema ‘Recontextualizing Fiqh for Equal Humanity and Sustainable Peace” sangat tepat untuk mencoba menggali terhadap ajaran-ajaran Islam dalam menghadapi tantangan kehidupan dan kemodernan.

Zainut Tauhid menyatakan, meski temanya terkait dengan fiqih, kemanusiaan, dan perdamaian yang sudah lama diwacanakan oleh cendekiawan sebelumnya, tetapi forum ini lebih menekankan kepada upaya untuk melihat ulang atas kesesuaian konteks seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang semakin dahsyat.

“Kontekstualisasi kajian fiqih sebenarnya telah menjadi perbincangan akademik yang sangat tajam dari para sarjana muslim sebelumnya. Tetapi konferensi ini bukan ingin mengulang isu lama namun ingin memberikan makna yang lebih jelas melalui pengujian, pembuktian, dan evaluasi oleh para ahli dan pakar sejauh mana peran fiqih Islam yang lebih ramah terhadap isu-isu kemanusiaan dan perdamaian yang berkontribusi bagi peradaban umat manusia,” jelasnya.

Berkaitan dengan perdamaian, ia menambahkan, “Agama hadir menjadi problem solver, bukan menjadi bagian dari masalah itu sendiri dan itu harus dimulai melalui konstruksi fiqih yang ramah terhadap perbedaan dan perubahan,” sebutnya.

Pemilihan tema AICIS yang dianggap tepat dan menarik ini selaras dengan yang disampaikan oleh Rektor IAIN Kediri, Wahidul Anam, pada saat membahas hasil presentasi pada sesi paralel sore sebelumnya. Wahidul Anam yang menjadi pembahas pada sesi bertema ‘Reinterpretation of Jihad and War’ berharap bahwa tema yang diusung kali ini dapat menjadi cikal bakal penelitian fiqih kontemporer yang dirumuskan oleh para mahasiswa dan juga akademisi lainnya.

“Tema AICIS kali ini merupakan tema yang sangat bagus dan menarik. Saya berharap bahwa para mahasiswa yang hadir pada hari ini dapat merumuskan lebih lanjut bagaimana tema fiqih kontemporer yang berkaitan dengan jihad dan diplomasi bisa dikembangkan di kampus,” tutur Wahidul Anam.

Sebagai pamungkas, AICIS kali ini juga menghasilkan beberapa pokok pikiran atau gagasan yang sangat menarik dalam bentuk rekomendasi yang disebut dengan Surabaya Charter. Surabaya Charter dibacakan secara langsung oleh Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya, Akhmad Muzakki, di hadapan para hadirin pada acara penutupan AICIS tersebut.

Sumber: Humas IAIN Kediri
Penulis: Zuhrufi Latifah
Editor: Ropingi el-Ishaq